Mengintip Toko Merah, Bangunan Bersejarah yang Kini Sepi

Tak salah bila bangunan ini bernama Toko Merah, dominasi warna merah di seluruh bagian bangunan menjadi identitas dari Toko Merah ini.

Penulis: Novian Ardiansyah | Editor: Ilusi Insiroh
TRIBUNJAKARTA.COM/NOVIAN ARDIANSYAH
Bangunan Cagar Budaya Toko Merah 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Novian Ardiansyah

TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Tak salah bila bangunan ini bernama Toko Merah, dominasi warna merah di seluruh bagian bangunan menjadi identitas dari Toko Merah ini.

Tampilan bata merah tersusun dari bawah sampai ke atas gedung.

Menurut papan paduan di depan Toko Merah, bangunan ini merupakan bangunan kembar.

Terdapat dua rumah dalam satu atap.

Hal tersebut dapat tergambar dari adanya dua pintu besar pada bangunan ini.

Baca: Tertidur di Warung Saat Longsor, Jasad Lilis Baru Ditemukan 4 Jam Setelah Tertimbun

Selain itu, keberadaan dua jendela di masing-masing sebelah pintu menambah kesan bangunan ini simetris.

Dari pantauan TribunJakarta.com, pada bagian kanan gedung terdapat tangga menuju ke lantai atas.

Sedangkan pada bagian kiri gedung hanya berupa ruangan kosong, tanpa anak tangga.

Kondisi bangunan saat ini dalam keadaan terkunci.

Bangunan Cagar Budaya Toko Merah
Bangunan Cagar Budaya Toko Merah (TRIBUNJAKARTA.COM/NOVIAN ARDIANSYAH)

Mansur juru parkir di Jalan Kali Besar Barat mengatakan, bangunan ini dibuka jika ada acara.

"Dibuka kalau ada acara seperti imlek," ujar Mansur, Senin (5/2/2018).

Ia mengatakan, kebanyakan orang-orang yang berkunjung ke Toko Merah untuk berfoto.

Baca: Ini Tips Untuk Millenial yang Ingin Punya Hunian

"Kalau libur itu pada foto," kata Mansur.

Mansur sendiri sudah sering masuk ke dalam Toko Merah.

"Sering masuk kalau pas acara. bangunan di dalamnya luas," ucap Mansur.

Menurutnya, dibalik pintu yang dekat tangga masih ada ruangan lagi yang cukup luas.

Begitu pun sebaliknya dengan bagian sisi kiri bangunan yang juga punya pintu.

Toko Merah dibangun pada tahun 1730 Gustaaf Willem Baron Van Imhoof.

Gustaaf yang saat itu menjabat sebagai Opperkopman VOC, lalu selanjutnya menjadi Gubernur Jenderal VOC (1743-1750) menjadikan bangunan ini sebagai rumah tinggal.

Pada masa itu bangunan ini sempat beberapa kali ganti pemilik.

Namun baru pada saat Oey Liauw Kong lah bangunan ini dijadikan toko dan dikenal dengan nama Toko Merah.

Sayangnya, kondisi bangunan gedung saat ini sedikit memprihatinkan.

Terdapat kaca jendela yang pecah di sisi kiri bawah gedung, dan sisi kanan atas gedung.

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved