Kecelakaan Maut Subang
Bantah Rumor, Ini Pengakuan Putra Emen Sopir Angkot yang Tewas di Tanjakan Maut Subang Tahun 1964
“Lagi pula waktu itu bapak saya tidak meninggal di sana, tapi di Rumah Sakit Ranca Badak,” ujar Wahyu.

Laporan Wartawan Tribunnews Bogor.com Yudhi Maulana Aditama
TRIBUNJAKARTA.COM, BOGOR - Tanjakan Emen, Ciater, Subang, Jawa Barat kembali memakan korban jiwa.
Sebanyak 27 orang meninggal dalam musibah yang melibatkan sebuah bus pariwisata dan satu motor Honda Beat, Sabtu (10/2/2018).
a sering terjadi kecelakaan di sana.
Bahkan ada pula yang mengaitkan segala peristiwa kecelakaan itu dengan hal yag berbau mistis.
Asal usul nama Tanjakan Emen pun sudah diperbincangkan sejak lama oleh warga.
Ada beberapa versi soal asal-usul nama Tanjakan Emen ini.
Dikutip dari kotasubang,com, nama Emen diambil dari seorang nama kernet bus yang tewas karena kecelakaan yang terjadi sekitar tahun 1969.
Saat itu, bus bernama Bus Bunga mengalami mogok di tanjakan tersebut.
Emen sang kernet berusaha mengganjal ban, namun nahas remnya ternyata blong sehingga Emen terseret bus dan tewas.
-
Tuntut Pertanggungjawaban, Keluarga Korban Tanjakan Emen Gugat Perdata Perusahaan Bus ke PN Jakpus
-
Sehabis Kecelakaan Tanjakan Emen, Terbitlah Friksi Uang Duka
-
Keluarga Korban Kecelakaan Tanjakan Emen Tuntut Ganti Rugi Hingga Rp 300 Juta
-
Jadi Kenangan Terakhir, Yulia Bingkai Sepasang Anting dan Uang yang ada di Saku Ibunya
-
Orangtua Korban Tewas di Tanjakan Emen, Yuliana Teruskan Kebiasaan Sedekah Makanan ke Masjid