Bunyi Kentongan Sambut Kedatangan Novel Baswedan di KPK, Ini Maknanya
Novel Baswedan disambut juga dengan alunan bunyi melentung sebuah kentungan berbahan bambu yang menggema di sekitar lobi tersebut.
Penulis: Satrio Sarwo Trengginas | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Satrio Sarwo Trengginas
TRIBUNJAKARTA.COM, GUNTUR - Kedatangan Novel Baswedan tak hanya disambut para pimpinan serta pegawai KPK, aktivis pegiat anti korupsi maupun awak media di Gedung Merah Putih KPK, Guntur, Jakarta Selatan pada Kamis (22/2/2018).
Novel Baswedan disambut juga dengan alunan bunyi melentung sebuah kentongan berbahan bambu yang menggema di sekitar lobi tersebut.
Baca: Gemparkan Warga, Remaja yang Bertelur Itu Diperiksa Polisi
Bahkan di sela-sela pidato para kerabat dan pendukung Novel yang mengobarkan semangat, bunyi kentongan itu berturut-turut meriuhkan sekitar gedung tersebut.
Tepuk tangan dan bunyi melentung kentongan yang dipukul berkali kali membuat euforia pidato Novel semakin menggelora.
Menurut salah satu pegiat aktivis dari Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras), Nisrina Nadhifa Rahman selaku biro kampanye dan jaringan mengungkapkan kentongan tersebut memiliki makna simbolis.
"Kita ingin agar penegakkan hukum di Indonesia jangan tidur. Kita bangunkan dengan kentungan ini," katanya.
Baca: Hati-hati Buang Daging Sembarangan Bisa Mengundang Buaya
Seperti diketahui, Novel kembali ke Indonesia setelah menjalani operasi tambahan untuk penyembuhan mata kirinya di Singapura.
Operasi tambahan pada mata kiri Novel dilakukan karena setelah dilakukan pemeriksaan dan konsultasi antara dokter ahli Singapura dan Inggris, terdapat kondisi belum maksimalnya pertumbuhan selaput mata kiri bagian tengah.
Novel telah menjalani sejumlah perawatan untuk mengembalikan penglihatannya di Singapura sejak sepuluh bulan terakhir.
Hingga saat ini, belum ada kejelasan dari siapa pelaku yang menyiram air keras ke mata Novel tersebut.
Meski diketahui sejauh ini sejumlah saksi telah diperiksa oleh aparat kepolisian demi menemukan motif dan siapa dalang dibalik pelaku teror tersebut.