Setahun Berlalu, Warga Kramat Trauma Kecelakaan Kereta di Perlintasan Pasar Gaplok
Kiki menyaksikan puluhan penumpang kereta berebut keluar dari gerbong hingga saling injak.
Penulis: Bima Putra | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Bima Putra
TRIBUNJAKARTA.COM, SENEN - Sejumlah warga Kelurahan Kramat, Senen, Jakarta Pusat mengaku masih trauma bila mengingat kecelakaan di perlintasan kereta api Pasar Gaplok.
Kecelakaan yang melibatkan antara kereta Walahar Ekspres rute Tanjung Priok-Purwakarta dengan mobil terjadi pada Selasa (13/6/2017).
Dua orang yang berada dalam mobil tewas pada kecelakaan tersebut.
Baca: Malam Hari, Stadion Pakansari Berubah Jadi Arena Motor Cross Mini
Kereta pada peristiwa itu juga terbakar.
"Masih takut, soalnya pas kejadian lagi banyak warga di sini. Kejadiannya juga pas sore, jadi warga banyak yang abis pulang kerja," kata Wati (30),warga Kelurahan Kramat kepada TribunJakarta.com.
Selain mendengar teriakan minta tolong dan melihat korban yang terluka, ingatan kobaran api yang membakar gerbong kereta masih lekas dalam ingatan warga Kelurahan Kramat.
Baca: 12 Orang Terjebak Lift Macet di Mal Graha Cijantung
"Kejadiannya jam sore, sebelum buka puasa dan satu minggu sebelum lebaran, jadi warga masih ingat banget," ungkapnya, Minggu (4/3/2018).
Senada dengan Wati, Kiki (23) yang juga berada di lokasi ketika kecelakaan terjadi terkadang masih merasa takut.
Kiki menyaksikan puluhan penumpang kereta berebut keluar dari gerbong hingga saling injak.
Menurutnya, hingga satu bulan lebih setelah kejadian, perlintasan kereta api Pasar Gaplok masih dikunjungi pihak keluarga korban.
"Sampai 40 hari setelah kecelakaan, keluarga korban banyak yang datang buat menabur bunga," tuturnya.
Kini, perlintasan kereta api Pasar Gaplok ditutup dengan menggunakan rel kereta api yang sudah tak terpakai.