Pedagang di Pasar Koja Menduga Stok Sedikit Jadi Sebab Harga Cabai Naik
Cabai rawit merah yang semula seharga Rp 60 sampai Rp 65 ribu per kilo naik Rp 15 ribu lebih menjadi sekitaran Rp 75 sampai Rp 80 ribu.
Penulis: Gerald Leonardo Agustino | Editor: Wahyu Aji
lihat foto
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Gerald Leonardo Agustino
TRIBUNJAKARTA.COM, KOJA - Manajemen Pasar Koja Baru, Koja, Jakarta Utara, belum mengetahui alasan meroketnya harga cabai.
Pantauan TribunJakarta.com, harga cabai tertinggi di Pasar Koja Baru adalah cabai rawit merah.
Cabai rawit merah yang semula seharga Rp 60 sampai Rp 65 ribu per kilo naik Rp 15 ribu lebih menjadi sekitaran Rp 75 sampai Rp 80 ribu.
Kepala Pasar Koja Baru bahkan belum mengetahui alasan naiknya harga cabai dari Pasar Induk Kramat Jati.
Baca: Harga Cabai di Pasar Koja Naik Rp 15 Ribu Lebih
"Ya belum tahu kita, jawaban kita kan sama kaya pedagang. Pedagang di sini kan pengecer saja ya, kenaikkan ini berarti dari pasar induknya," kata Eko saat ditemui TribunJakarta.com, Senin (12/3/2018).
Sementara Kardi (46), seorang pedagang sayuran di pasar tersebut, menduga kenaikkan harga cabai tersebut dikarenakan stok cabai.
Khususnya cabai rawit merah di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur yang mulai menipis.
"Dari pasar induknya sih. Nggak tahu ya, mungkin stoknya lagi dikit," katanya.
Soal kenaikan harga cabai, Eko menjelaskan sampai sekarang belum ada sedikitpun keluhan dari 200 pedagang sayuran di Pasar Koja Baru.
Ia juga mengaku setiap harinya manajemen Pasar Koja Baru memantau stabilisasi harga bahan pangan di pasar tersebut.
"Kalau sementara belum sih, tapi kalau stabilisasi harga kan setiap hari kita laporkan. Cuma dalam hal ini belum ada pihak dari pedagang sayur mayur yang mengeluhkan hal ini," kata Eko.
"Kecuali mungkin dari pasar induknya nggak naik terus di sini dinaikkan, biasanya kita ada satu mekanisme untuk mensosialisasikan," katanya.
