Polisi Kewalahan Tangani Pelanggar Lalu Lintas di Pasar Minggu
Namun, ada pula pesepeda motor yang memilih memutar balik arah begitu melihat keberadaan polantas
TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Kawasan Pasar Minggu, Jakarta Selatan, menjadi salah satu kawasan dengan tingkat pelanggaran lalulintas tertinggi di Jakarta Selatan.
Selain sebagai pusat perdagangan dengan adanya pasar tradisional, swalayan dan pertokoan, aktivitas masyarakat makin ramai dengan adanya terminal dan stasiun.
Pada Selasa (13/3/2018) sore, anggota Satwil Lantas Jakarta Selatan bernama Aiptu Warni kewalahan menghalau ratusan pengendara yang melawan arus di simpang depan Robinson.
Ia hanya mencegat para pelanggar sebisanya. Saat sedang menuliskan surat tilang, puluhan pelanggar lain dengan santai melintas.
Baca: Polisi Tangkap Peretas Situs yang Biasa Meraup Untung Hingga Ratusan Juta Rupiah
Catatan Warta Kota, dalam satu menit saja setidaknya ada sekitar 25-an kendaraan yang memotong persimpangan dan melawan arus menuju ke Jalan Ragunan Raya.
Belum lagi pelanggar lalin yang melawan arus menuju ke Stasiun Pasar Minggu, mengarah ke kawasan Pejaten Timur.
Sepertinya para pengendara itu sadar, jumlah personil yang sangat sedikit tidak bakal mengimbangi mereka.
Namun, ada pula pesepeda motor yang memilih memutar balik arah begitu melihat keberadaan polantas.
"Ada petugas saja yang melanggar masih banyak. Ini ditinggal minggir dikit saja pasti pada nyelonong lagi," kata Aiptu Warni yang tampak kelelahan akibat mondar-mandir menghalau para pelanggar lalin.
Baca: Kendaraan yang Kena Halau Polisi di Tol Gerbang Bekasi Menurun
Baru puluhan menit ia kembali ke jalan, setelah sebelumnya beristirahat sejenak, sudah puluhan surat tilang ia keluarkan.
Para pelanggar lalin yang ditilang juga tak banyak beralibi saat Aiptu Warni menjelaskan jenis pelanggaran yang mereka lakukan serta bahaya yang akan ditimbulkan dari adanya pelanggaran itu.
"Meskipun tindakan penilangan sudah berkali-kali dilakukan, masih banyak yang belum jera," imbuh Aiptu Warni.
Ridwan (24), seorang pengendara mengaku memotong jalan dan melawan arus karena menurutnya lebih praktis.
"Kalau muter lumayan jauh. Makanya motong jalan saja. Lagian orang-orang juga pada motong jalan," kata dia yang pasrah saat ditilang.
Selain di kawasan itu, titik pelanggaran lalin tertinggi di Jaksel lainnya adalah di putaran arah Lenteng Agung dan di sekitar Pasar Kebayoran Lama. (Feryanto Hadi)