Demi Keluarga, Pedagang Buah Ini Bertaruh Nyawa dengan Berjualan di Fly Over Pasar Rebo
Ia mengaku di tempat tersebut sering terjadi kecelakaan yang mengakibatkan para pedagang terluka
Penulis: Ikhsan abrianto | Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Ikhsan Abrianto
TRIBUNJAKARTA.COM, PASAR REBO - Taufiq (38) bertaruh nyawa berjualan buah di Fly over Pasar Rebo, Jakarta Timur.
Ia mengaku di tempat tersebut sering terjadi kecelakaan yang mengakibatkan para pedagang terluka.
"Disini sering ada motor nabrak ini gerobak, jadi ngeri jualan disini," ujarnya kepada TribunJakarta.com, Kamis (15/3/2018).
Taufiq mengakui bahwa berdagang di sana dilarang dan berbahaya bagi keselamatannya, namun kebutuhan ekonomi memaksa ia berjualan disana.
"Ya saya tau di sini salah nggak boleh, bahaya juga tapi gimana lagi? Kalau nggak di sini ya dimana? Ada anak istri di rumah buat saya nafkahi," ujarnya.
Pria asal Madura ini mengaku pernah menjadi korban kecelakaan di fly over Pasar Rebo.
Baca: Lokasi Perjudian di Pasar Induk Kramat Jati Sering Pindah Tempat
"Pernah ketabrak motor gerobak saya, ya hancur gerobak saya, orang yang nabrak juga luka-luka, sayanya shock. Mau minta ganti rugi juga gak tega jadi saya minta dia ganti sebisanya aja," kata Taufiq.
Susahnya menjadi pedagang buah disana adalah jam tidur yang kurang karena harus mempersiapkan dagangan sejak subuh.
"Dagang kayak gini dilihatnya enak tinggal nunggu pembeli, tapi sebenernya susah kita ini paling lama tidur cuma 4 jam, soalnya kita beli buah di pasar induk kramat jati kan harus subuh biar enak nyiapinnya, trus pagi udah keluar dagang, sore sampe malam dagang di atas sini sampe jam 01.00 WIB," ujarnya.
Ia menyesali waktu masa muda tidak menamatkan sekolah hingga berakhir menjadi pedagang buah.
"Saya nyesel gak tamat sekolah, SD aja gak tamat jadi ya gini kerjaannya tukang buah, putus sekolah itu nyeselnya nanti pas tua kayak gini, jadi sekolah yang bener deh," pungkasnya.