Warga Pesisir Jakarta Penuhi Balai Kota, Warga: Kita Di Sini Mau Mandi, Di Rumah Enggak Ada Air
"Kami yang tinggal di wilayah pesisir Jakarta kekurangan dan kesulitan air sejak tahun 2000," kata Iwan.
Penulis: Bima Putra | Editor: Rr Dewi Kartika H
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Bima Putra
TRIBUNJAKARTA.COM, GAMBIR - Memperingati hari air sedunia, koalisi masyarakat menolak swastanisasi air Jakarta melakukan aksi di depan Balai Kota DKI Jakarta.
Iwan seorang nelayan asal pesisir Jakarta yang sempat berbicara di depan massa mengatakan bila mereka telah lama kesulitan dalam mendapatkan air.
"Kami yang tinggal di wilayah pesisir Jakarta kekurangan dan kesulitan air sejak tahun 2000," kata Iwan kepada TribunJakarta.com.
Menurutnya, selama ini ia harus membeli air bersih dalam bentuk dirigen seharga Rp 20 ribu per dua dirigen.
Baca: Kejam! Seorang Wanita Dilarang Masuk Ke Sebuah Pesta Ulang Tahun Hanya Karena Dia Gemuk
Hal ini dapat menjadi lebih buruk bagi warga yang tinggal di rusun.
"Di rusun air seminggu nyala, seminggu mati. Itu di lantai lima tersiksanya kayak apa?" lantang Iwan di hadapan massa.
Rusun yang dimaksud Iwan merupakan rusun Budha Tzu Chi yang terletak di Muara Angke, Jakarta Utara.
Menurutnya, hal ini merupakan ketidakadilan yang dialami masyarakat. Padahal air barang penting dalam kehidupan.
Selepas Iwan menyampaikan pendapatnya, sejumlah massa menuntut masuk ke dalam balaikota.
Baca: Mbah Mijan Ungkap Tiga Artis Cantik Ini Mempunyai Aura Cowok, Transgender?
"Kita di sini mau mandi pak, di rumah enggak ada air. Tolong buka pintunya." teriak massa.
Diberitakan sebelumnya Anies mengemukakan rencana restrukturasi PDAM dengan dua perusahaan swasta penyedia air yakni Palyja dan Aetra.
Penandatanganan kontrak restrukturisasi ketiga perusahaan itu tadinya akan dilangsungkan di Balai Kota, Rabu siang(21/3/2018).
Anies mengaku baru menerima naskah kontraknya tadi sore, Selasa (20/3/2018).