Jokowi Dapat Nilai Plus Jika Gandeng Ketua PBNU
Nilai plus lain kata Jerry sentimen agama yang dihembuskan dalam kampanye Pilpres 2019, diyakini tidak efektif.
TRIBUNJAKARTA.COM, PALMERAH - Bursa cawapres untuk mendampingi Joko Widodo dalam Pilpres 2019 terus terbuka
Koordinator Komite Pemilih (Tepi) Jerry Sumampouw menilai Jokowi sebaiknya menggandeng Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj.
Alasannya menurut Jerry dilihat dari Said Aqil yang memiliki komitmen kebangsaan dan sikap merespon radikalisme.
Baca: Gaji Rp 21 Juta per Hari, Inilah Kualifikasi Menjadi Tukang Las Bawah Air
"Dari kemampuan dan kapasitas saya kira ngga ada yang meragukan. Komitmen kebangsaan Kiai said bisa diandalkan. Secara elektoral kalau dipasangkan dengan Kiai Said, Jokowi mendapat nilai plus," kata Jerry, Sabtu (24/3/2018).
Kepala Humas Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) ini menjelaskan nilai plus yang dimaksud karena posisi Kiai Said sebagai Ketua PBNU.
"Artinya NU sebagai ormas terbesar signifikan pengaruhnya saya kira cukup baik dan menarik," katanya.
Baca: Prabowo Sebut 2030 Indonesia Bubar, Cak Imin: Itu Warning
Nilai plus lain kata Jerry sentimen agama yang dihembuskan dalam kampanye Pilpres 2019, diyakini tidak efektif.
"Kedepan isu-isu agama akan kembali dimainkan. Jadj memilih Said Aqil akan membuat serangan atau sentimen agama ke kubu Jokowi akan dengan sendirinya tidak efektif," katanya.
Meskipun bukan berasal dari partai politik, sosok Said Aqil kata Jerry tidak akan menimbulkan resistensi besar antar parpol pendukung Jokowi.
Baca: Rizieq Shihab Usulkan Koalisi Baru, Cak Imin: Semua Boleh
Menurutnya, Jokowi memiliki hak untuk menentukan dengan siapa dirinya maju dalam Pilpres 2019.
"Dibanding mengajukan figur dari kalangan partai. Karena semua partai pendukung itu akan mau. Pilihan ambil kader parpol jadi pendamping Jokowi negosisasi politiknya lebih rumit. Jika diambil dari luar partai, hal itu diyakini akan berkurang," katanya.