Zaini Dipaksa Mengaku Bunuh Majikan, Toriq: Ayah Saya Dicambuk, Dipukul, dan Digantung
Toriq juga berkata beragam perlakuan tidak manusiawi diterima Zaini selama 13 tahun dipenjara.
Penulis: Rr Dewi Kartika H | Editor: Rr Dewi Kartika H
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Rr Dewi Kartika H
TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Zaini Misrin merantau ke Arab Saudi untuk bekerja sebagai sopir pribadi pada 1992.
Dua orang putranya memiliki kesempatan yang begitu sedikit untuk bertemu dengan Zaini.
Toriq sang putra pertama menceritakan selama hidup ia hanya bertemu Zaini sebanyak tiga kali, dan putra bungsunya Mustofa juga sebanyak tiga kali.
Lalu siapa sangka 13 Juli 2004, Misrin ditangkap dan ditahan atas tuduhan membunuh majikannya, Abdullah bin Umar Muhammad Al Sindy.
Zaini sudah bekerja dengan Abdullah selama delapan tahun sebagai supir pribadi.
Baca: Kabar Gembira! Delapan Kementerian Ini Buka Peneriman Calon Taruni dan Taruna
Dengan detail toriq menceritakan awal mula bagaimana bisa sang ayah dituduh membunuh sang majikan.
Abdullah ditemukan tewas dikamarnya dengan luka tusukan, Toriq bercerita saat kejadian naas itu tiba-tiba dua orang berpakain safari datang dan langsung membawa Zaini ke kantor polisi.
"Terbunuh ditusuk pisau di dalam kamar, tahu-tahunya ada dua orang berpakaian safari Abah diborgol dan dibawa ke penjara," ujar Toriq.
Sebelum dihukum mati Toriq bercerita ayahnya kerap dipaksa mengaku membunuh sang majikan.
Baca: Sehari Sebelum Dipancung Zaini Menelepon Sang Istri, Siapa Sangka Ternyata Ini yang Ia Katakan
"Abah itu pernah disuruh mengaku oleh polisi sana, tapi Abah tetap tidak mau," ujar Toriq dikutip TribunJakarta.com dari akun Youtube Mata Najwa.
Toriq juga berkata beragam perlakuan tidak manusiawi diterima Zaini selama 13 tahun dipenjara.
"Abah itu dipukul pakai pipa, dicambuk dia, digantung sampai tidak menginjak tanah, itu setiap hari selama di penjara," tambah Toriq.
