Gerindra: Pernyataan Prabowo Tak Usah Diterjemahkan Lagi

TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Ketua DPP Gerindra M Nizar Zahro angkat bicara mengenai pidato Prabowo Subianto soal elite bermental maling.

Menurut Nizar, pidato Prabowo itu ditujukan agar semua pihak mawas diri.

Ia menuturkan elite bermental maling itu adalah pemimpin yang tidak amanah.

Nizar menuturkan telah banyak fakta elite terlibat korupsi.

Baca: Besan Jokowi Meninggal, Gibran dan Selvi Bergantian Jaga Selama Dirawat di RSUD Moewardi Solo

"Kalau kita masih melindungi koruptor-koruptor, berarti kita merusak negara. Jadi saya pikir pernyataan Pak Prabowo gak usah diterjemahkan lagi, siapa koruptor yang sudah ditangkap aparat penegak hukum, ya itu maksudnya," kata Nizar melalui pesan singkat, Selasa (3/4/2018).

"Jadi tidak perlu main tunjuk hidung, menyebut orang, ya orang-orang yang telah diputus bersalah baik korupsi di daerah maupun pusat, ya itulah yang menjadi permasalahan bangsa," tambah Anggota Komisi X DPR itu.

Nizar menegaskan pernyataan Prabowo menjadi peringatan terhadap elite di partai manapun maupun di birokrasi.

"Kalau dia mendapatkan jabatan harus amanah, jangan maling. Itu saja, gak usah diributkan," katanya.

Ia juga meminta semua pihak melihat oknum-oknum yang telah ditangkap KPK serta diputus bersalah.

Baca: Ini Sosok Rohwaniyah, Tukang Urut Langganan Rachmawati Soekarnoputri

Sehingga Prabowo, kata Nizar, tidak perlu menyebut nama elite yang bermental maling.

"Kita gak usah kura-kura dalam perahu deh, pura-pura tidak tahu. Elite politik siapa pun orangnya kalau dia amanah, mau jadi bupati, wali kota, gubernur, dan presiden sekali pun jangan punya mental koruptor dan maling, karena itu merugikan rakyat," ungkapnya.

‎Sebelumnya, Prabowo menyebut ketimpangan ekonomi dan kepemilikan lahan yang terjadi saat ini disebabkan oleh kalangan elite yang rakus.

"Jangan-jangan karena elite kita yang goblok atau menurut saya campuran. Sudah serakah, mental maling, hatinya beku, tidak setia pada rakyat, mereka hanya ingin kaya," kata Prabowo di Gedung Serbaguna Istana Kana Cikampek, Sabtu (31/3/2018).

"Saya lihat muka elite Jakarta penuh tipu, saya mantan komandan sejak muda, saya terbiasa baca tampang anak buah hingga saya bisa tahu tampang penipu," ujarnya.