Meninggal di Usia 61 Tahun, Ray Wilkins Miliki Karir Cemerlang di Dunia Sepak Bola
Mantan kapten Inggris dan pemain tengah Chelsea, Ray Wilkins meninggal dunia pada usia 61 tahun, Rabu (4/4/2018).
Penulis: rohmana kurniandari | Editor: rohmana kurniandari
TRIBUNJAKARTA.COM - Kabar duka datang dari dunia sepak bola.
Pasalnya, mantan kapten Inggris dan pemain tengah Chelsea, Ray Wilkins meninggal dunia pada usia 61 tahun, Rabu (4/4/2018).
Wilkins meninggal di rumah sakit St George, Tooting, London setelah menderita serangan jantung dan koma.
Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan rumah sakit St George, keluarga Ray mengatakan, "dengan sangat sedih kami mengumumkan bahwa Raymond Colin Wilkins meninggal pagi ini."
Mereka berterima kasih kepada pihak rumah sakit yang telah merawat Ray dengan baik.
"Kami juga ingin mengucapkan terima kasih atas banyak pesan baik yang kami terima dari teman-teman, kolega, dan anggota masyarakat Ray.
Ray meninggalkan istri yang dicintainya, Jackie, putri Jade, putra Ross, dan cucunya yang cantik, Oliver, Frankie, Ava, Freddie, Jake, dan Archie.
Kami meminta privasi pada saat yang sangat sulit ini," ungkap keluarga Ray, dilansir dari Mirror.
Semasa hidupnya, Wilkins dikenal memiliki karir yang cemerlang dalam dunia Sepakbola.
Ia memulai karirnya di Chelsea, di mana ia ditunjuk sebagai kapten pada usia 18 tahun.
Kemudian, pria yang mendapat julukan Butch ini bergabung dengan Manchester United pada Agustus 1979.
Perannya sebagai gelandang membantu United mendapatkan Piala FA pada 1983 selama 160 pertandingan di Old Trafford.
Tahun 1984, Wilkins pindah ke AC Milan dan berhasil mencetak tiga gol pada 105 pertandingan untuk Milan antara tahun 1984 - 1987.
Selanjutnya, ia pindah ke Paris Saint-Germain pada pertengahan 1987, namun tidak bertahan lama.
Hingga ia bergabung dengan Rangers dan memenangkan dua gelar liga serta satu Piala Liga Skotlandia di bawah Graeme Souness.
Tugas terpanjang dalam karir terakhirnya adalah di Queens Park Rangers, di mana ia sebagai pemain tim reguler pertama dari November 1989 sampai 1994.
Wilkins lalu meninggalkan QPR dengan kesepakatan bersama pada September 1996 setelah klub tersebut dibeli taipan media Chris Wright menyusul degradasi mereka dari FA Premier League.
Setelah karir bermainnya berakhir, ia bekerja sebagai pakar televisi dan pelatih serta manajer bersama QPR, Fulham, dan Chelsea.
Dia mengelola Jordan di Piala Asia AFC 2015 dan pekerjaan kepelatihan terakhirnya adalah sebagai asisten manajer Aston Villa.
Dilansir dari BBC, keadaan kesehatan Wilkins memburuk dalam beberapa tahun terakhir dan sempat menjalani operasi jantung pada Juli 2017.
Dia juga mengaku berjuang dengan masalah alkohol.
Hingga ia harus menjalani program rehabilitasi lima minggu di Rumah Sakit Priory di Woking pada tahun 2016 setelah larangan mengemudi selama empat tahun karena mengemudi dalam keadaan mabuk.
Berikut perjalanan karir Ray Wilkins dalam dunia sepak bola:
Ray Wilkins: 1956 - 2018
Lahir | 14 September 1956 |
Meninggal | 4 April 2018 |
Karir Bermain | Chelsea, Manchester United, AC Milan, PSG, Rangers, QPR, Crystal Palace, Wycombe Wanderers, Hibernian, Millwall, Leyton Orient |
Penghargaan | Piala FA (1983), FA Charity Shield (1983), Piala Liga Skotlandia (1988), Divisi Premier Skotlandia (1989), Rous Cup (1986), Pemain Terbaik Chelsea (1977), Hall of Fame Sepak Bola Inggris (2013). |
Timnas Inggris | 84 (10 sebagai kapten) |
Debut Internasional | v Italia (Mei 1976) |
Gol Internasional | 3 |
Klub yang dikelola | QPR, Fulham, Jordan, Chelsea (caretaker) |
Sumber: Mirror.co.uk
(TribunJakarta.com/Rohmana Kurniandari)