Menhub Perbolehkan Penumpang KRL Duri-Tangerang Naik Kereta Bandara
Perjalanan kereta Commuter Line yang semula melayani 90 perjalanan per hari, dipangkas menjadi 80 perjalanan per hari.
Penulis: Suci Febriastuti | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Suci Febriastuti
TRIBUNJAKARTA.COM, KARET - Penambahan frakuesi di Kereta Api Bandara mengakibatkan perjalanan penumpang Commuter Line Duri-Tangerang tergganggu.
Perjalanan kereta Commuter Line yang semula melayani 90 perjalanan per hari, dipangkas menjadi 80 perjalanan per hari.
Peningkatan jumlah pengguna Commuter Libe dan terbatasnya sarana yang ada membuat peron Stasiun Duri penuh sesak dengan penumpang.
Baca: 2 Kali Bertemu di Piala Presiden, Persija Tahu Kekuatan PSMS Medan
Pagi tadi beberapa perwakilan dari pengguna Commuter Line Duri-Tangerang menemui Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi.
"Pagi ini saya menemui kelompok komunitas pencinta kereta api jurusan Tangerang yang dari Stasiun Duri," ujar Budi saat konferensi pers di Hotel Le Meridien, Jakarta Pusat.
Budi menyebutkan ada tiga solusi yang akan diterapkan, yang pertama adalah menambah satu slot perjalanan kereta Commuter Line dengan headway yang sama pada jam sibuk.
Yang kedua yaitu memberikan kuota degan jumlah tertentu bagi penumpang Commuter Line agar dapat diangkut oleh Kereta Bandara (Railink).
Baca: 4 Fakta Pasangan Kekasih Bakar Diri di Kamar Kos: Berdekapan dan Sudah Nikah Siri
"Harga tiketnya sama dengan KRL. Nanti kami beri subsidi supaya Railink tidak rugi," ujarnya, Jumat (6/4/2018).
Dan solusi yang ketiga yaitu membuat jalur siding, yaitu tempat di mana kereta api berpapasan di mana salah satu rangkaian menunggu sebelum diijinkan untuk berjalan.
Budi juga berjanji akan mempercepat proses pembuatan siding.
"Kita upayakan selesai dalam waktu satu bulan," ujarnya.
