Indonesia Prihatin Serangan AS ke Suriah, Menlu Retno Desak Penyelesaian Damai

Menteri Luar Negeri RI Retno LP Marsudi prihatin atas perkembangan situasi di Suriah setelah Amerika Serikat dan sekutunya meluncurkan serangan

Editor: ade mayasanto
Warta Kota/Alex Suban
Mantan Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki (tengah) bersama Menkeu Sri Mulyani (kiri) dan Menlu Retno Marsudi (kanan) bernyanyi saat resepsi pernikahan putri Mensesneg Pratikno di Jogja Expo Centre, DI Yogyakarta, Sabtu (30/12/2017). 

TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Menteri Luar Negeri RI Retno LP Marsudi prihatin atas perkembangan situasi di Suriah setelah Amerika Serikat dan sekutunya meluncurkan serangan udara ke negara tersebut.

Retno mengatakan, Indonesia menegaskan kepada semua pihak untuk menghormati Piagam PBB tentang keamanan dan perdamaian internasional.

Indonesia juga meminta semua pihak untuk menjaga keamanan dan keselamatan masyarakat sipil, terutama wanita dan anak-anak.

"Indonesia sangat prihatin dengan perkembangan yang terjadi di Suriah. Indonesia mengimbau agar semua pihak menahan diri dan mencegah terjadinya eskalasi memburuknya situasi di Suriah," kata Menlu.

Menurutnya, Indonesia mendorong penyelesaian konflik di Suriah secara komprehensif melalui negosiasi dan cara-cara damai serta tidak mengedepankan perang.

Untuk diketahui, Pemerintah AS, Inggris, dan Perancis akhinya memutuskan untuk melakukan serangan militer terhadap rezim Bashar al Assad.

Serangan ini merupakan respons AS terhadap dugaan serangan senjata kimia yang disebut Trump sebagai sebuah "kejahatan seorang monster".

"Belum lama tadi, saya memerintahkan militer Amerika Serikat untuk menggelar serangan presisi terhadap sasaran yang terkait dengan lokasi pengembangan senjata kimia diktator Bashar al Assad," ujar Presiden AS Donald Trump.

Trump menambahkan, operasi gabungan dengan angkatan bersenjata Perancis dan Inggris kini tengah berlangsung.

Tonton juga:

Tak lama setelah pernyataan Trump itu, serangkaian ledakan terdengar di ibu kota Suriah, Damaskus pada pukul 01.00 GM atau sekitar pukul 07.00 WIB.

Usai serangkaian ledakan itu, koresponden AFP di Suriah, mendengar suara jet-jet tempur di langit kota Damaskus.

Asap hitam terlihat membubung dari sisi utara dan timur kota terbesar di Suriah itu.
Jenderal Joseph Dunford, salah satu perwira tinggi ternama AS, mengatakan serangan udara itu menghantam tiga target.

Ketiga target itu adalah pusat riset di dekat D amaskus, fasilitas gudang, dan pos komando juga di dekat ibu kota, serta fasilitas penampungan senjata kimia di dekat Homs.

Baca: Ririn Dwi Ariyanti Dikabarkan Telah Melahirkan, Anak Ketiga Akhirnya Laki-laki

Sidang Darurat
Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia (UI), Hikmahanto Juwana menilai Dewan keamanan Perserikatan Bangsa bangsa (PBB) harus segera menggelar sidang darurat membahas serangan Amerika Serikat, Inggris dan Prancis ke Suriah.

Selain itu dia mendorong negara negara di dunia untuk menahan diri agar serangan tersebut tidak bereskalasi menjadi perang panas antar negara.

"Meminta Dewan Keamanan PBB untuk secepatnya mengadakan sidang darurat untuk membahas permasalahan ini," ujar Hikmahanto. Ia juga mengapresiasi sikap Pemerintah Indonesia atas serangan udara AS, Inggris dan Perancis ke Suriah.

Lihat juga:

Beli Bir
Seorang warga yang selamat dari serangan kimia di Suriah pada 2013 lalu berniat membelikan bir untuk Donald Trump agar Presiden Amerika Serikat (AS) itu bisa berbagi pengalamannya terkait kondisi terkini di sana.

Dikutip dari laman CNN, Kassem Eid, mengatakan kepada CNN bahwa ia tinggal selama dua tahun di bawah bayang-bayang pengepungan dan pengeboman yang dilakukan oleh pemerintah Suriah.

Ia pun mengaku senang Trump telah berusaha melakukan sesuatu untuk rakyat Suriah.

"Saya hanya ingin memberitahu Trump secara langsung, saya pengungsi Suriah yang selamat dari serangan senjata kimia, yang hidup selama dua tahun di bawah pengepungan dan pengeboman oleh pemerintah (Suriah)," kata Eid.

Ia menambahkan, "Saya ingin sekali (melakukan hal) seperti membelikan anda bir, hanya duduk di hadapan anda, dan memberitahukan kepada anda betapa buruknya (kondisi) di Suriah."ujar Eid.

Eid juga menyampaikan ia akan memberitahu Trump karena menurutnya presiden yang berlatar belakang pengusaha tersebut telah membuktikan memiliki hati yang besar.

Menurut Eid, setidaknya kebesaran hati Trump jauh lebih besar dari Presiden AS sebelumnya, Barack Obama, karena Trump benar benar melakukan sesuatu.

"Masyarakat Suriah memerlukan komitmen nyata, komitmen jangka panjang untuk membawa perdamaian di Suriah," tegas Eid.

AS bersama sekutunya, Perancis dan Inggris meluncurkan serangan udara terkoordinasi pada Jumat malam untuk menanggapi serangan senjata kimia Suriah yang diduga dilakukan pemerintah Suraih dibantu Rusia.

Baca: Ini Link untuk Mengecek Data 1 Juta Akun Facebook di Indonesia yang Bocor

Resolusi Rusia Ditolak
Dewan Keamanan Persatuan Bangsa bangsa (PBB) menolak resolusi Rusia pada Sabtu lalu, yang menyerukan hukuman terhadap serangan militer yang diluncurkan Amerika Serikat (AS), Inggris dan Perancis ke Suriah.

Serangan tersebut disebut sebagai tanggapan atas serangan senjata kimia yang diduga dilakukan pada awal bulan ini.

Dikutip dari laman The Times of Israel, Moscow gagal memenangkan dukungan terkait seruannya mengecam 'agresi' terhadap negara yang dilanda perang setelah operasi gabungan AS, Inggris dan Perancis.

Langkah Rusia itu yakni mengutuk 'agresi' melawan Suriah dan menuntut agar ketiga negara sekutu tersebut menahan diri dari serangan lebih lanjut.

Dalam pertemuan dengan Dewan Keamanan PBB itu, hanya 3 negara yakni Rusia, Cina, dan Bolivia yang mendukung resolusi pada akhir pertemuan darurat yang dihadiri 15 anggota dewan yang dipanggil Rusia pada Sabtu lalu.

Delapan negara memilih untuk menentang resolusi tersebut, mereka adalah AS, Inggris, Perancis bersama dengan Swedia, Belanda, Polandia, Kuwait, dan Pantai Gading.

Sementara Peru, Kazakhstan, Ethipia, dan Equatorial Guinea tidak memilih.

Resolusi tersebut membutuhkan setidaknya sembilan suara 'ya' untuk bisa disetujui Dewan Keamanan PBB.

Voting tersebut mencerminkan adanya perpecahan dalam lembaga paling kuat PBB, yang dianggap tidak mampu menangani konflik Suriah selama tujuh tahun dan penggunaan senjata kimia di negara itu.

Tonton juga:

Tiongkok Pamer Kekuatan
Tiongkok akan melakukan latihan angkatan lautnya dalam menunjukkan dukungan kepada Rusia, menyusul serangan udara yang dilakukan oleh Amerika Serikat (AS) dan dua negara sekutunya, Inggris dan Perancis di Suriah.

Serangan udara yang diklaim memunculkan ketakutan dalam menumbuhkan Perang Dunia III.

Dikutip dari laman South China Morning Post, ada kekhawatiran bahwa Beijing secara jelas mendukung Vladimir Putin terkait intervensinya terhadap militer di Suriah.

Menurut sumber yang dikutip oleh South China Morning Post, hal itu ditunjukkan dari sejumlah latihan yang digelar kekuatan laut Tiongkok yang rencananya dilaksanakan di Selat Taiwan untuk memamerkan kekuatan militer dan dukungan terhadap Moscow.

Sumber tersebut mengatakan, "peringatan Donald Trump tentang serangan militer terhadap pasukan Suriah, seeikut mengejutkan Beijing dan Moscow,".

"Sebagai mitra strategis Rusia, Beijing sedang mencoba memunculkan masalah dengan memilih latihan di waktu dan lokasi yang tepat, di Selat Taiwan yang sengaja dipilih karena paling masuk akal dan akan menguntungkan Xi Jin Ping dan rekannya dari Rusia, Vladimir Putin,". tambah sumber tersebut.

Pada Jumat malam atau awal jam di hari Sabtu, serangan udara yang dipimpin AS itu menghantam Pusat Penelitian dan Pengembangan di luar Damaskus, dengan ditembakannya 76 rudal ke target yang digambarkan militer AS sebagai kompleks Senjata Kimia Shinhar di luar kota Homs.

Serangan tersebut merupakan tindakan balas dendam setelah serangan kimia yang diduga dilakukan rezim Presiden Suriah, Bashar al Assad kepada warga sipil negara itu pada pekan lalu.

Namun, baik pemerintah Suriah maupun Rusia menyangkal insiden apapun.

Tiongkok pun meminta kedua negara itu untuk mencari solusi diplomatik terkait masalah tersebut.

Setelah diluncurkannya serangan udara itu, Beijing pun merilis sebuah pernyataan yang mengecam tindakan AS dan dua sekutunya.

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, Hua Chunying mengatakan, "Kami secara konsisten menentang penggunaan kekuatan pasukan dalam hubungan internasional, dan menganjurkan agar menghormati kedaulatan, kemerdekaan dan integritas teritorial semua negara."(CNN/South China Morning Post/Times Of Israel/mal/fit/wly)

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved