Belum Bayar Utang Puasa Hingga Ramadan? Begini Penjelasannya
Beberapa hari lagi kita akan menyambut bulan suci Ramadan, tapi masihkah kita punya utang puasa di tahun lalu.
Penulis: Anisa Kurniasih | Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Anisa Kurniasih
TRIBUNJAKARTA.COM, PALMERAH - Beberapa hari lagi kita akan menyambut bulan suci Ramadan, tapi masihkah kita punya utang puasa di tahun lalu.
Bagaimana hukumnya jika utang puasa Ramadan tahun lalu belum kita bayar? Ustaz Muhammad Alwi Yusuf menjelaskan, wajib hukumnya membayar utang puasa tahun lalu sebelum memasuki Ramadan tahun ini.
Utang puasa biasanya menggunakan istilah puasa qadha.
Ustaz Alwi menjelaskan, sebetulnya sangat mudah sekali membayar utang puasa atau puasa qadha, karena ada 11 bulan membentang di luar Ramadan untuk mengerjakannya.
Lalu siapa saja yang diperkenankan untuk mengqadha puasanya? Merekalah yang terkena uzur syar'i.
"Yang mendapatkan udzur adalah sakit dan tidak kuat berpuasa, atau sedang dalam bepergian (musafir), wanita haidh atau nifas, atau dalam keadaan hamil dan menyusui," terang ustaz Alwi kepada TribunJakarta.com.
Penjelasan tersebut sesuai dengan ayat Alquran Surat Al-Baqarah 185, yang berbunyi, "Dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain.”
Menurut ustaz Alwi, jika puasa qadha atau utang puasa Ramadan tahun lalu terlewat dan sampai memasuki Ramadan tahun ini belum digantikan, menurut mazhab Syafii selain puasa qadha juga terkena fidyah satu mud setiap harinya.
Jika terlambat setahun maka ditambah lagi satu mud. Hitungan satu mud kurang dari satu liter beras.
Maka kira-kira dalam satu hari ukurannya adalah satu liter beras, jika terlambat dua tahun maka setiap harinya ditambah dua mud.