Marak Aksi Terorisme, Krishna Murti Blak-Blakan Ungkap 'Kita Perang Kejahatan, Bukan Perang Manusia'

Ia bahkan menyatakan, banyak pelaku kejahatan bersembunyi dibalik pakaian bagus.

Penulis: Kurniawati Hasjanah | Editor: Kurniawati Hasjanah
Kolase TribunJakarta.com
Krishna Murti 

TRIBUNJAKARTA.COM - Sosok Brigjen. Pol. Krishna Murti yang kini menjabat sebagai Karmoisinter Divhubinter Polri angkat bicara terkait maraknya aksi terorisme.

Hal itu diketahui dari postingannya di Instagram @krishnamurti_91.

Ia menyatakan kalau dirinya ingin memberitahu seluruh masyarakat apabila ada wanita menutup aurat dengan jilbab atau cadar itu merupakan pilihan berdasarkan keyakinannya masing-masing.

"Jadi jangan kalian cap mereka dg label tidak baik. Menutup aurat adalah kewajiban yang diajarkan nabi," imbuhnya.

Tak sampai disitu, Ia menjelaskan kalau lelaki berjenggot juga merupakan sunnah Rasul.

"Jangan kalian label mereka dengan hal tak baik," tungkasnya.

Menurutnya, hal itu kembali lagi kepada keyakinan masing-masing.

Baca: Ngaku Tak Suka Pria Pembohong, Lucinta Luna Semprot Sosok Ini Aku Berusaha Dandan Cantik Buat Kamu

Krishna juga mengungkapkan, laki-laki bercelana di atas mata kaki bukan identik dengan kaum radikal.

"Dalam islam kita diajarkan untuk tidak menggunakan celana yang menyapu lantai," paparnya.

Bahkan, dalam salat juga diajarkan untuk menaikkan celana diatas mata kaki agar diterima salatnya.

"Jangan label orang karena penampilan," katanya.

Ia bahkan menyatakan, banyak pelaku kejahatan bersembunyi dibalik pakaian bagus.

"Dibalik batik, dibalik jas, dibalik seragam, dibalik perilaku manis," ungkapnya.

()
() (Instagram)

"Kita perang terhadap kejahatan, bukan perang terhadap manusia," lanjutnya.

Ia berharap adanya penjelasan itu mencerahkan warga.

()
() (Instagram)

"Semoga ini mencerahkan dan menghindarkan kita dari syak wasangka satu sama lain," tegasnya.

@zazafafa77: "Salut pakk @krishnamurti_91 semoga Allah menjaga dan memberi Rizki yg berkah amiin"

@ariiefpratamaa: "@krishnamurti_91 alhamdulillah pak saya bangga pak"

@aris_nurkholis: "Setuju komandan"

Diketahui sebelumnya, terjadi sebuah ledakan di Gereja Katolik Santa Maria, Ngagel, Surabaya, Jawa Timur pada Minggu (13/5/2018) sekitar pukul 07.00 WIB.

Tak berhenti disitu, terdapat tiga titik lainnya yang meledak di gereja di Surabaya, Jawa Timur.

Ledakan bom di tiga gereja di Surabaya merupakan serangan bom bunuh diri satu keluarga, yakni Dita Supriyanto (47) dan istrinya serta empat anaknya.

Pelaku adalah warga asal Wisma Indah, Jalan Wonorejo Asri 11 Blok K/22, Surabaya.

Sejumlah petugas kepolisian mengamankan kawasan Gereja Santa Maria Tak Bercela di Jalan Ngagel Jaya Utara usai adanya ledakan bom pada Minggu (13/5/2018).
Sejumlah petugas kepolisian mengamankan kawasan Gereja Santa Maria Tak Bercela di Jalan Ngagel Jaya Utara usai adanya ledakan bom pada Minggu (13/5/2018). (TribunJatim)

Istri Dita yang ikut aksi bom bunuh diri adalah Puji Kuswanti (43). Sedangkan keempat anaknya adalah, Yusuf Fadhil (18), Firman Halim (16), Fadhila Sari (12), dan Famela Rizqita (9).

Kapolri Jenderal Tito Karnivian mengatakan pelaku yang merupakan satu keluarga ini melakukan serangan bom bunuh diri lantaran balas dendam.

"Serangan bom bunuh diri di Surabaya dikarenakan balas dendam," jelas Tito Karnavian.

Bom meledak di Polrestabes Surabaya, Senin (14/5/2018)
Bom meledak di Polrestabes Surabaya, Senin (14/5/2018) (ISTIMEWA)

Dita merupakan Ketua Jamaah Ansarud Daulah (JAD) di Surabaya. Selain JAD, juga di Indonesia ada kelompok Jamaah Ansarud Tauhid (JAT). Kelompok ini merupakan afiliasi ISIS.

"Memang motif internasional, ISIS sedang ditekan di Barat, mulai AS dan Rusia, sehingga terpojok," terang Tito, saat di RS Bhayangkara, Polda Jatim, Minggu (13/5/2018).

Usai ledakan tiga Gereja, kini Markas Polrestabes Surabaya diserang pelaku teror dengan modus bom bunuh diri pada Senin (14/5/2018) pukul 08.50 WIB.

Berdasarkan rekaman kamera CCTV yang beredar pascaledakan, tampak pelaku bom bunuh diri mengendari motor berboncengan.

Mulanya, sebuah mobil hitam hendak masuk ke dalam areal Polrsestabes Surabaya, namun petugas jaga menanyakan maksud si sopir yang berhenti di palang pintu masuk.

Tak lama, pengendara motor berboncengan masuk dan berhenti di sisi kiri mobil, lalu diberhentikan tiga petugas jaga.

Satu di antara mereka mengangkat tangan meminta pengendara motor berhenti.

Tak lama pengendara motor kedua datang dan berhenti di belakang pengendara motor pertama.

Tampak dari kamera CCTV, selain tiga polisi ada pria berkemeja putih ikut memberhentikan pengendara motor kedua.

Hanya sebentar saja polisi memberhentikan mereka, bom meledak dari pengendara motor kedua yang saat itu sedang berboncengan.

Aksi bom bunuh diri di pintu masuk Polrestabes Surabaya dibenarkan Kabid Humas Polda Jatim Kombes Frans Barung Mangera.

"Betul ada ledakan bom di Polrestabes Surabaya tadi pukul 08.50 WIB," kata Frans.

Frans mengatakan sebelumnya pihaknya tidak merasa curiga terhadap pelaku,.

Baca: Lulus S2 di Amerika Serikat, Tasya Kamila Segala Puji Setinggi-tingginya Kepada Allah SWT

Hal ini dikarenakan pelaku menggunakan sepeda motor dimana terdapat anak kecil diatasnya

Selain itu, menurut Frans, gerak-gerik pelaku tidak memunculkan kecurigaan. (TribunJakarta.com/Kurniawati Hasjanah)

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved