Sam Aliano Tunjukkan Uang Tunai Rp 5 Miliar untuk Penangkap Otak Aksi Terorisme
Sam menilai munculnya para teroris ini tidak terlepas dari peran media sosial seperti Youtube, Facebook, dan Instagram.
TRIBUNJAKARTA.COM, TANAHABANG -- Pengusaha Sam Aliano kembali geram dengan aksi teroris yang tak henti-hentinya meneror warga sipil dengan kejam.
Setelah sebelumnya menewaskan sejumlah jemaat Gereja dan melukai beberapa aparat Kepolisian di Surabaya, teroris kembali memakan korban, dengan menewaskan seorang polisi di Polda Riau.
Sam bertambah geram ketika aksi teroris ini terjadi menjelang bulan suci Ramadhan. Dia menilai teroris yang diketahuinya bagian dari Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) tidak menghargai umat Islam.
"Ini Ramadhan loh, ini bulan suci. ISIS tidak menghargai umat Islam atau bulan suci. Mereka masih melakukan teror," kata Sam dalam konferensi pers di kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat, Kamis (17/5/2018).
Oleh karena itu, Sam berharap masyarakat Indonesia untuk aktif berpartisipasi dalam memerangi para teroris.
Baca: Wakapolri Hadiri Pemakaman Ipda Auzar, Tangis Haru Terlihat di TPU Mayang Sari
Tokoh politikus muda ini akan menaikan hadiah bagi warga yang bisa menyerahkan otak teroris kepada pihak kepolisian dari Rp 1 Miliar menjadi Rp 5 miliar.
"Demi rakyat saya siapkan hadiah sayembara, saya naikin dari RP 1 miliat menjadi Rp 5 miliar terdiri dari 2 koper yang masing-maskng didalamnya berisi Rp2,5 miliar. Saya akan perlihatkan uangnya sebagai bukti kepada warga yang bisa menyerahkan otak teroris kepada pihak kepolisian 5×24 jam. Saya harap cepat ditangkap sebelum lari ke luar negeri," katanya.
Ketua Pengusaha Indonesia Muda ini menambahkan, dirinya mengutuk keras perbuatan teroris kepada rakyat Indonesia.
Menurutnya, ISIS adalahAl-qaeda dari kelompok wahabisme yang dibentuk oleh Amerika Serikat, Ingris dan Arab Saudi 75 tahun lalu.
"Jadi wahabi, ISIS atau Al-qeda tidak memiliki sejarah dan bukan agama Islam. Saya ingin gantung otak teroris di Monas. Saya tidak takut lawan ISIS. ISIS kalau berani lawan saya saja, jangan lawan rakyat sipil yang tidak bersalah," kata Sam.
Baca: Pernah Jadi Sopir Komjen Syafruddin, Kepergian Iptu Auzar Terasa Sampai ke Mabes Polri
Sam mengatakan ISIS dalam mencapai tujuanya menggunakan segala cara yang tidak berperikemanusiaan. Mereka bahkan menodai Agama Islam, karena merampas nama baik agama Islam.
Lebih lanjut Sam menilai munculnya para teroris ini tidak terlepas dari peran media sosial seperti Youtube, Facebook, dan Instagram.
Pasalnya, media-media tersebut dapat memberikan ilmu bagi para teroris untuk merakit bom bunuh diri tanpa diajarkan oleh orang lain.
"Mereka memfasilitasi ISIS untuk belajar buat bom sendiri, ini sunguh sangat berbahaya. Mereka dapat keuntungan uang triliunan setiap hari dari Indonesia, uang itu lari ke luar negri sedangkan Indonesia hanya dapat kejahatan teror bom," jelasnya.
Oleh karena itu, Sam berencana untuk melaporkan perusahaan media sosial tersebut ke Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri.