Kisah Liem Sioe Liong dan Reformasi Mei 1998, Soeharto Masih Percaya Diri
Sebelum berangkat ke luar negeri, Liem berkunjung ke rumah pribadi Soeharto di Jl Cendana, Jakarta, untuk pamitan.
TRIBUNJAKARTA.COM - Reformasi Mei 1998 menjungkirkan kekuasan Presiden Soeharto yang sudah berlangsung 30 tahun.
Bukan hanya Soeharto dan keluarganya yang terkena reformasi itu tetapi juga sahabat karibnya, konglomerat Indonesia, Liem Sioe Long (Sudono Salim) dan keluarganya.
Apa yang dialami Liem dan keluarga pada saat kritis itu.
Berikut cuplikan buku Liem Sioe Liong dan Salim Group Pilar Bisnis Soeharto, karya Richard Borsuk-Nancy Chng, terbitan Penerbit Kompas, 2016.
KETIKA kerusuhan mulai melanda Kota Jakarta, 13 Mei 1998, hampir semua keluarga Liem, kecuali Anthony Salim (anak bungsu), tidak berada di Indonesia.
Liem, pada 4 Mei 1998, bertolak ke Hongkong, dalam perjalanan ke Amerika Serikat untuk menjalani operasi katarak mata.
TONTON JUGA
Sebelum berangkat ke luar negeri, Liem berkunjung ke rumah pribadi Soeharto di Jl Cendana, Jakarta, untuk pamitan.
Liem memang punya kebiasaan menemui Soeharto di Cendana manakala hendak keluar negeri dalam waktu lama.
"Dia (Soeharto) mengatakan kepada saya, semua beres," ujar Liem.
Dalam kesempatan itu Soeharto juga memberi informasi kepada Liem hendak pergi ke Kairo, Mesir, untuk menghadiri konferensi tingkat tinggi (KTT) ke-8 Group of 15 (negara-negara nonblok).
Penguasa Orde Baru itu berangkat ke Kairo pada 9 Mei 1998.
Tiga hari setelah Soeharto pergi, muncul peristiwa yang memicu kerusuhan besar di Jakarta.
Baca: Terpopuler - Netizen Dibuat Sedih, Adara Baru Dimakamkan, Rasyid Rajasa Unggah Foto Penuh Senyuman
Saat itu sejumlah sniper menembaki Kampus Universitas Trisaksi di Grogol, Jakarta, sehingga mengakibatkan empat mahasiswa tewas diterjang peluru.
Rabu malam, 13 Mei, terjadi kerusuhan, pembakaran, dan penganiayaan di kawasan Pecinan, Jakarta.