Ramadan 2018

Jalan Kebon Bawang Disulap Menjadi Pusat Jajanan Takjil

Berdasarkan pantauan TribunJakarta.com, mayoritas pedagang menjual makanan ringan semisal gorengan, kolak, dan kue yang diburu pembeli.

TribunJakarta.com/Gerald Leonardo Agustino
Suasana pusat jajanan takjil 'Jajanan Buka Puasa' di Jalan Kebon Bawang VI tepatnya di depan Kantor RW 06, Kelurahan Kebon Bawang, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Rabu (23/5/2018). 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Gerald Leonardo Agustino

TRIBUNJAKARTA.COM, TANJUNG PRIOK - Jalan Kebon Bawang VI tepatnya di depan Kantor RW 06, Kelurahan Kebon Bawang, Tanjung Priok, Jakarta Utara, disulap menjadi pusat jajanan takjil bertajuk 'Jajanan Buka Puasa'.

Pusat jajanan takjil itu digelar berdasarkan inisiasi warga RW 06 Kelurahan Kebon Bawang.

Baca: Kepergok Curi Motor, Dua Pelaku Babak Belur Dikeroyok Warga di Bekasi

Sekira 20 pedagang menjajakan berbagai makanan dan minuman sejak sore selama bulan Ramadan, 15 Mei sampai 14 Juni 2018 ini.

"Ini pedagang kebanyakan dari RW 06 sini. Tapi dari yang lain ada juga sih," kata Caca, satu di antara pedagang di pusat takjil ini kepada TribunJakarta.com, Rabu (23/5/2018).

Suasana pusat jajanan takjil 'Jajanan Buka Puasa' di Jalan Kebon Bawang VI tepatnya di depan Kantor RW 06, Kelurahan Kebon Bawang, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Rabu (23/5/2018).
Suasana pusat jajanan takjil 'Jajanan Buka Puasa' di Jalan Kebon Bawang VI tepatnya di depan Kantor RW 06, Kelurahan Kebon Bawang, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Rabu (23/5/2018). (TribunJakarta.com/Gerald Leonardo Agustino)

Berdasarkan pantauan TribunJakarta.com, mayoritas pedagang menjual makanan ringan semisal gorengan, kolak, dan kue yang diburu pembeli.

Tak hanya itu, pedagang yang lainnya juga menjual lauk pauk yang juga menjadi incaran banyak pembeli.

Lauk pauk yang dijajakan contohnya ayam goreng, ikan balado, dan sayur mayur.

Baca: Jaga Parkir di Bulan Ramadan, Pendapatan Yazid Meningkat Dibanding Hari Biasa

Dikatakan Caca, keramaian jelang berbuka di pusat takjil RW 06 ini sudah rutin ia saksikan selama 15 tahun terakhir.

Menurut dia, pedagang yang sudah berjualan sejak pertama kali pusat takjil itu digelar hanya tersisa dua termasuk dirinya.

"Saya dari pertama ini buka sudah di sini, 15 tahun ya pasti di sini jualan takjilnya rame," kata dia.

Mirah (36), seorang pembeli di pusat takjil itu, menuturkan, dirinya lebih memilih pergi ke pusat takjil seperti ini jelang berbuka puasa.

Membeli makanan di pusat takjil, menurut dia, lebih efisien dibanding memasak sendiri makanan untuk berbuka di rumahnya.

"Pasti yang jualan takjil begini kan rame ya. Tapi saya nggak beli takjil aja sih, beli lauk juga jadi nanti di rumah nggak usah masak lagi. Soalnya kadang kalau masak sendiri kan suka males ya," tuturnya.

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved