Ramadan 2018
Ada Jejak Pahlawan di Masjid Al Mansur, Berkibar Bendera Merah Putih di Menaranya
Mulanya, Masjid Jami Al Mansur bernama Masjid Jami Kampung Sawah, satu di antara masjid tua di Jakarta.
Penulis: Elga Hikari Putra | Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Elga Hikari Putra
TRIBUNJAKARTA.COM, TAMBORA - Mulanya, Masjid Jami Al Mansur bernama Masjid Jami Kampung Sawah, satu di antara masjid tua di Jakarta.
Masjid ini terletak di Kelurahan Jembatan Lima, Tambora, Jakarta Barat.
Berdasarkan literatur yang dimiliki masjid ini, perubahan nama diambil dari nama KH. Muhammad Mansur atau Guru Mansur yang sempat memimpin masjid ini pada masa perjuangan melawan penjajah.
Guru Mansur masih keturunan pendiri masjid ini, anak Imam Muhammad Damiri.
Di kala kepemimpinan Guru Mansur masjid ini dijadikan benteng pertahanan melawan penjajah.
Guru Mansur merupakan pejuang yang terlibat baku tembak dengan tentara NICA pada masa awal kemerdekaan Republik Indonesia.
Paling tak dilupakan warga adalah keberanian Guru Mansur yang bersikukuh mengibarkan bendera Merah Putih di menara masjid pada 1948.
Padahal, saat itu Belanda datang kembali ke Jakarta untuk menguasai kembali wilayah ini.
Berkat keberanian Guru Mansur, serdadu NICA memberondong menara masjid untuk memaksanya menyerah.
Guru Mansur wafat pada 12 Mei 1967 dan dimakamkan di area masjid.
"Karena itulah nama Guru Mansur diabadikan menjadi nama masjid bersejarah ini," ujar Sekretaris Dewan Kemakmuran Masjid Al Mansur, Solihin, kepada TribunJakarta.com, Kamis (7/6/2018).
Solihin mengatakan Masjid Al Mansur pertama kali dibangun pada 1717 oleh Abdul Muhith, putra Pangeran Cakrajaya yang sebelumnya bergabung dengan pasukan Mataram menyerang Belanda di Batavia.
Selain sebagai tempat ibadah, Abdul Muhith menjadikan masjid ini sebagai pusat dakwah serta pembangunan akhlak dan mental masyarakat Betawi.
"Setelah Abdul Muhith wafat, pemeliharaan masjid ini diteruskan oleh keturunannya hingga dua abad kemudian. Yakni Imam Muhammad Habib, Imam Muhammad Damiri dan KH Abdul Hamid," ujar Solihin.