Satu Motor dan Belasan Helm Ikut Raib Dalam Penyerangan SOTR SMAN 29 Jakarta

Bukan hanya menimbulkan korban jiwa, serangan tersebut juga menyasar ke motor dan helm para peserta SOTR, yang pontang-panting menyelamatkan diri

Penulis: Dwi Putra Kesuma | Editor: Erik Sinaga
Ilustrasi pemukulan dan kekerasan fisik (net) 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Dwi Putra Kesuma

TRIBUNJAKARTA.COM, KEBAYORAN LAMA - Rombongan pelajar dan alumni SMAN 29 Jakarta, mendapat serangan dari gerombolan bermotor yang tidak dikenal di Jalan Kerinci dekat SMPN 19 Jakarta.

Serangan itu terjadi, ketika sejumlah pelajar dan alumni sedang melaksanakan santap sahur, yang menjadi bagian dalam kegiatan sahur on the road (SOTR) sekolahnya.

Baca: Kim Jong Un Gunakan Tiga Pesawat China: Bawa Delegasi, Mobil, Senjata dan Makanan

Akibat serangan tersebut, dua orang alumni SMAN 29 Jakarta Pedro Leonardo Pamanda (17) dan Biqi Afath (18) menjadi korbannya, bahkan Pedro meninggal dunia karena luka bacok di bagian punggung belakangnya.

Bukan hanya menimbulkan korban jiwa, serangan tersebut juga menyasar ke motor dan helm para peserta SOTR, yang pontang-panting menyelamatkan diri dari serangan tersebut.

Baca: Dirut Garuda Indonesia Bagikan Cokelat Sembari Cek Kesiapan Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta

Hal ini yang diucapkan oleh Fajar Gumilang, ketika dijumpai TribunJakarta.com di rumahnya yang berada di Komplek Kostrad, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.

Fajar Gumilang alias Gilang adalah tetangga di samping rumah korban dan juga rekan, sekaligus senior di sekolah korban yang juga ikut menjadi peserta SOTR SMAN 29 Jakarta.

"Jadi yang saya ketahui itu ketika diserang semuanya langsung kabur, ketika kembali untuk mengambil motornya ternyata satu motor hilang, dan juga belasan helm lainnya," ujar Gilang, Senin (11/6/2018).

Fajar menuturkan, peristiwa penyerangan tersebut terjadi begitu cepat, dan tidak ada teriakan atau pun semacamnya, yang menandakan identitas dari kelompok penyerang tersebut.

Terakhir ia mengatakan, serangan tersebut terjadi secara tiba-tiba, dimana sekelompok orang mengeluarkan berbagai senjata tajam, dan menyerang peserta SOTR secara membabi buta.

"Secara tiba-tiba banget, sampai sekarang gak ada yang tahu itu yang nyerang dari sekolah, atau pun kelompok mana," kata Gilang.

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved