Cerita Mantan Napi Terorisme Menangis Saat Jenguk Anak-anak Pelaku Bom Surabaya
Dia aktif mengajak orang-orang berpemahaman radikal untuk menyadari kesalahpahaman dalam memahami ajaran agama.

TRIBUNJAKARTA.COM, SURABAYA - Mantan narapidana terorisme Ali Fauzi Manzi semakin giat mengusung pesan perdamaian.
Mantan pentolan Jamaah Islamiyah Jawa Timur ini bercerita sempat mengunjungi tujuh anak-anak pelaku bom, yang juga jadi korban paham radikalisme orangtua mereka di Rumah Sakit Bhayangkara Surabaya.
Ali Fauzi mengungkapkan tak bisa membendung air matanya, kala melihat Ais salah satu anak yang paling kecil korban teror bom Polrestabes Surabaya.
• Polisi Tunggu Hasil Pemeriksaan Rumah Sakit Soal Penemuan 5 Mayat di Aliran Sungai Deli
"Saya nggak bisa tahan, tangis saya pecah. Bagaimana orang tuanya tidak bertanggungjawab pada anak sekecil itu. Dia ceria kondisinya baik semua, memang agak mengeluhkan 'tangan saya sakit ami (panggilan paman saudara dari ayah dalam bahasa Arab)' katanya, karena tangannya kena luka bom. Belakangan memang makin banyak teman-teman (anut paham radikal) yang ngawur," kisah Ali Fauzi.
Kini, Ali Fauzi aktif menjadi koordinator Yayasan Lingkar Perdamaian, sebuah yayasan yang konsentrasi mendampingi para mantan narapidana teroris lainnya, untuk misi perdamaian.
• Saat Asian Games 2018, Sandiaga Bilang PKL Akan Direlokasi ke Dalam Gedung Perkantoran
Dia aktif mengajak orang-orang berpemahaman radikal untuk menyadari kesalahpahaman dalam memahami ajaran agama.
"Marilah kita (teroris) mengubah mindset kita, afirmasi diri, perbuatan kejam ini banyak dikecam masyarakat. Mari membangun negeri bersama-sama menjadi negari aman, damai, dan sejahtera," katanya, usai mengisi acara Aliansi Damai Indonesia (AIDA) di Hotel Santika Pandegiling, Rabu (11/7/2018).
Ali Fauzi juga turut mendukung AIDA untuk mengajak para korban bom, mengungkapkan kesedihan dan kondisi mereka yang tidak sembuh begitu saja pasca tragedi bom.
"Dengan menghadirkan korban di setiap diskusi, menurut saya efektif untuk menyadarkan geneasi Indonesia supaya tidak bergabung dengan kelompok ekstrimis. Karena mereka bercerita bagaimana kerja menyambung hidup, bagaimana mereka bisa bangkit dan memafkan para pelaku," katanya.
Pria yang sempat terlibat dalam pengeboman di Bali 2002 silam itu pun kini sudah berubah.
Dia juga berharap agar para mantan teroris bisa menjalin hubungan baik dengan korban bom.
"Dengan menjalin hubungan baik, para korban pun akhirnya tidak menyimpan dendam. Sementara para mantan pelaku teroris bisa menunjukkan rasa penyesalannya," tambah Ali Fauzi. (Pipit Maulidiya)
Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Cerita Ali Fauzi, Menangis saat Bertemu Anak-anak Pelaku Bom Surabaya
-
Pasutri Asal Indonesia Disebut Jadi Pelaku Bom di Filipina, Ini Tanggapan Kemenlu
-
Rosyid Merasa Seperti Dengar Bom dan Mengalami Gempa Saat Gas Bocor Meledak di Rumah Tetangga
-
Jokowi Bebaskan Abu Bakar Baasyir, Pengamat Terorisme Singgung Jebakan Politik, Ini Kata Pakar Hukum
-
Jokowi Bebaskan Abu Bakar Baasyir, Ernest Prakasa Kesal: Gua Cuma Ingin Minoritas Ibadah Tenang
-
Komisi III DPR: Pemberantasan Narkoba dan Terorisme Angkat Citra Polri Sepanjang Tahun 2018