Sandiaga Uno Sebut Lemahnya Nilai Tukar Rupiah Pengaruhi Harga Bahan Pokok
Ia menyebut telur, sebagai satu diantara bahan pokok yang harganya naik karena nilai tukar Rupiah yang melemah
Penulis: Nawir Arsyad Akbar | Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Nawir Arsyad Akbar
TRIBUNJAKARTA.COM, RAWAMANGUN - Melemahnya nilai tukar Rupiah terhadap Dollar AS, disebut Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno ikut mempengaruhi harga bahan pokok.
Ia menyebut telur, sebagai satu diantara bahan pokok yang harganya naik karena nilai tukar Rupiah yang melemah.
"Karena pasokan cukup, tapi memang harga ya dikaitkan dengan dollar yang terus meningkat ini. Jadi bergerak naik (harga bahan pokok)," ujar Sandiaga Uno di Rawamangun, Jakarta Timur, Kamis (12/7/2018).
Politikus Partai Gerindra tersebut juga kaget, terhadap naiknya harga cabai, yang menurutnya tidak ada kaitannya dengan melemahnya nilai tukar Rupiah terhadap dollar AS.
• Dinas Kesehatan DKI Jakarta Terus Sosialisasikan Program Ketuk Pintu Layani Dengan Hati
"Yang saya kaget juga cabe (harga naik). Yang tidak ada hubungannya dengan dollar (AS) juga ikut naik. Jadi ini yang kita sebut sebagai inflasi turunan atau inflasi ikut-ikutan," ujar Sandiaga Uno.
Melihat hal tersebut, Sandiaga Uno mengaku akan melakukan gerak cepat, agar harga komoditi bahan pokok lain tidak ikut naik, seperti telur dan cabai.
"Nah di sini, gerak cepat kita untuk memastikan komunitas lain tidak ikut-ikut naik seperti telur dan cabai," ujar Sandiaga Uno.
Sebelumnya, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan bahwa nilai tukar rupiah semakin stabil seiring dengan kebijakan yang telah ditempuh Bank Indonesia sebelumnya.
Berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor), dalam beberapa hari terakhir nilai tukar rupiah terhadap dollar AS bergerak di kisaran Rp 14.300 meski sempat hampir menyentuh level Rp 14.400.
"Alhamdulillah kondisi pasar keuangan kita, khususnya nilai tukar rupiah, tambah stabil. Ini menunjukkan langkah-langkah kebijakan kami, bukan hanya BI, tetapi dengan pemerintah, itu tepat," kata Perry usai rapat dengan Badan Anggaran DPR RI, Rabu (10/7/2018).