Begini Kondisi Keluarga Mardani Ali Sera Usai Teror Bom Molotov, Dijaga Kader PKS Hingga FPI
Awalnya, kata dia, penghuni rumah yang pada saat kejadian terdiri dari dua orang anak Mardani serta satu orang asisten rumah tangga sempat khawatir.
Penulis: Yusuf Bachtiar | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Yusuf Bachtiar
TRIBUNJAKARTA.COM, PONDOK GEDE - Pelaku teror bom molotov yang terjadi di kediaman Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera belum terungkap.
Satu hari setelah peristiwa teror tersebut, kini rumah Mardani Ali Sera yang beralamat di jalan KH Madani, RT01/RW09, Kelurahan Jati Makmur, Kecamatan Pondok Gede, Kota Bekasi, dijaga sejumlah orang dari internal keamanan PKS, Bhabinkamtibmas, bahkan FPI.
Menantu Mardani Ali Sera yang kini mendiami rumah tersebut, Wijaya mengaku saat ini kondisi keluarga berangsur membaik setelah sejumlah orang turut membantu menjaga kediaman Ketua DPP PKS dan Wakil Ketua Komisi II DPR RI itu.

"Khawatiran juga enggak terlalu karena kan ada teman-teman juga yang ikut berjaga. Kegiatan berlangsung normal-normal aja setelah kejadian," kata Wijaya kepada TribunJakarta.com, Jumat (20/7/2018).
Awalnya, kata dia, penghuni rumah yang pada saat kejadian terdiri dari dua orang anak Mardani serta satu orang asisten rumah tangga sempat khawatir.
• Satpol PP Buat PSK di Jalan Tubagus Angke Kocar-kacir Selamatkan Diri, 10 Orang Terjaring Razia

Namun, kata dia setelah kejadian itu, Wijaya daniIstrinya ikut tinggal di kediaman Mardani untuk menenangkan situasi.
"Kalau khawatir jelas khawatir, apalagi setelah kejadian, tapi setelah kejadian itu kita langsung berhubungan dengan pak Mardani, pesan yang beliau sampaikan kepada kita semua yang ada disini agar tetap waspada, tapi beliau juga katakan dari awal bahwa ini semua sudah rencana Allah," katanya.
• Lawan Mitra Kukar, Teco Berharap Persija Jakarta Akhiri Paceklik Kemenangan
Pihak keluarga awalnya sempat menyembunyikan peristiwa teror pelemparan bom molotov ke anak-anak Mardani yang masih di bawa umur.
Hal itu dilakukan agar tidak ada trauma pada anak-anak.
"Jelas mereka (anak-anak) sempet tanya-tanya ke saya, kebetulan saya yang paling tua, tapi justru mereka tau dari orang lain, kaya yang paling bungsu itukan pagi-pagi sudah sekolah, dia tau dari gurunya, padahal ada kerabat juga yang bilang kalo bisa anak-anak jangan dikasi tahu, takut nanti dia trauma atau apa," kata Wijaya.
"Tapi bagaimana enggak tahu setelah kejadian itukan banyak yang datang mereka akhirnya tahu dengan sendirinya, tapi sebenarnya mereka biasa aja, kita juga sebenarnya di dalam masih happy-happy aja, masih suka kumpul, nonton, main game," tambahnya.
Sebelumnya, teror bom molotov terjadi di kediaman Mardani Ali Sera, Kamis (19/7) dini hari sekitar pukul 03.00 WIB. Pelaku diperkirakan berjumlah dua orang.
Beruntung saat kejadian, bom tidak sampai meledak, petugas keamanan setempat sempat memergoki aksi kedua pelaku.
Polisi menemukan serpihan beling bekas bom molotov di depan teras rumah, satu bom molotov utuh juga ditemukan di semak-semak samping rumah.
Sejauh ini, teror bom molotov di kediaman Mardani Ali Sera masih dalam penanganan pihak kepolisian dari Polres Metro Bekasi Kota.