Ibu Rumah Tangga Beralih ke Ikan karena Melonjaknya Harga Telur dan Daging Ayam
Berpindahnya para ibu rumah tangga ke komoditi pangan lain, diakui sejumlah pedagang telur dan daging ayam di Pasar Klender.
Penulis: Nawir Arsyad Akbar | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Nawir Arsyad Akbar
TRIBUNJAKARTA.COM, KLENDER - Meningkatnya harga telur di pasaran dalam dua minggu terakhir, membuat para ibu rumah tangga mencari solusi lain demi memenuhi konsumsi keluarganya.
Sejumlah ibu rumah tangga yang sedang berbelanja di Pasar Klender, Jakarta Timur menceritakan sejak naiknya harga telur dan daging ayam, mereka mencari komoditi pangan lain untuk diolah.
"Biasanya seminggu sekali ada makan daging ayam, biar keluarga senang. Tapi pas ayam sama telur naik harganya, jadi belinya ikan saja. Biar tidak terlalu boros pengeluaran," ujar Ruti, seorang ibu rumah tangga, Jumat (20/7/2018).
• Ramai Turis Berkunjung ke Jakarta Saat Asian Games, Anies Baswedan Sediakan Paket Wisata
Berpindahnya para ibu rumah tangga ke komoditi pangan lain, diakui sejumlah pedagang telur dan daging ayam di Pasar Klender.
Mereka mengatakan, jumlah pembeli sudah turun sejak seminggu yang lalu.
"Belum terlalu banyak memang yang tidak beli (telur dan daging ayam). Tapi lama-lama makin turun yang beli daging sama telur, lebih pilih tahu, tempe, atau ikan," Basit, seorang pedagang daging ayam di Pasar Klender.
• Cerita Eki yang Buat Mural Asian Games di Tengah Jalan Gara-gara Lahan Terbatas
Banyaknya ibu rumah tangga yang beralih ke komoditi pangan lain diakui oleh pedagang ikan di Pasar Klender, di mana jumlah konsumennya meningkat dalam beberapa hari terakhir.
"Kalau ikan alhamdulillah masih aman dilihat dari pasokannya sama harganya saat ini. Yang beli akhir-akhir ini juga memang lebih banyak, daripada biasanya," ujar Jamil, seorang pedagang ikan di Pasar Klender.
Sejumlah pedagang pun tak mengerti, mengapa harga daging ayam juga ikut meningkat, bersamaan dengan harga telur ayam yang juga ikut naik.
Padahal, saat Ramadan dan Lebaran yang lalu, harga sejumlah komoditi pangan bisa ditekan, sehingga kenaikan harga tidak terlalu terasa di beberapa pasar tradisional.
"Bulan puasa sama mau lebaran kami aman, tidak ada (jumlah) pembeli yang turun. Harganya juga bisa dibilang tidak naik-naik amat. Munkin karena jumlah daging yang semakin sedikit," ujar Nadia, seorang penjual daging ayam.
Pantauan TribunJakarta.com di Pasar Klender, harga daging ayam berkisar diantara Rp 38 ribu hingga Rp 45 ribu per kilogramnya. Sedangkan, saat ini harga telur berkisar dari Rp 26 ribu hingga Rp 30 ribu per kilogramnya.
Sebelumnya, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita membeberkan sejumlah faktor yang mempengaruhi kenaikan harga telur dan daging ayam di pasaran.
Menurut Enggar, salah satu penyebab kenaikan harga telur dan ayam dikarenakan masa libur panjang Lebaran 2018.
"Dari sisi supply ke pasar sampai ke konsumen terjadi pengurangan yang juga diakibatkan karena masa libur panjang. Ternyata para pekerja di peternakan mau cuti panjang," ujar Enggar.
