Gempa Lombok, Ribuan Karyawan dan Wisatawan Masih Proses Evakuasi Keluar dari 3 Gili

"Ribuan wisatawan dan karyawan hotel masih dalam proses evakuasi keluar dari ketiga pulau tersebut," kata Sutopo.

HANDOUT/BNPB
Warga korban gempa mendapatkan perawatan di luar sebuah puskesmas di Lombok, NTB, Minggu (29/7/2018). Berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) gempa pertama kali mengguncang Lombok Timur dengan kekuatan 6,4 skala Richter (SR) pada pukul 06.47 Wita. 

TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Tim SAR Gabungan masih melakukan evakuasi terdapat wisatawan yang ada di Gili Terawangan, Gili Air dan Meno masih hingga malam ini.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan tidak ada data resmi berapa jumlah wisatawan, baik wisatawan asing maupun domestik yang berada di di Gili Terawangan, Gili Air dan Meno.

"Perkiraan awal terdapat sekitar 1.000 orang. Ternyata jumlahnya lebih banyak. Tim SAR gabungan yang dipimpin Basarnas telah berhasil mengevakuasi sebanyak 2.700 orang wisatawan asing dan domestik dari ketiga pulau tersebut pada 6/8/2018 pukul 15.00 WIB," kata Sutopo dalam keterangan tertulis, Senin (6/8/2018).

Wisatawan dievakuasi ke Pelabuhan Bangsal Kabupaten Lombok Utara menggunakan 9 kapal yaitu 1 unit kapal SAR Mataram, 1 unit KAL Belongas, 1 unit kapal SAR Denpasar, 1 unit kapal Pelni, 1 uit kapan Dharma Citra Tiga, 3 unit kapal cepat/ferry Eka Jaya, dan 1 unit kapal cepat/ferry Bali Nusa.

"Ribuan wisatawan dan karyawan hotel masih dalam proses evakuasi keluar dari ketiga pulau tersebut," kata Sutopo.

Sutopo mengatakan evakuasi wisatawan adalah inisiatif dari wisatawan.

Gempa Lombok, BNPB Sebut Masjid Roboh Menimpa Jemaah yang Sedang Salat Isya

"Mereka trauma dengan guncangan gempa 7 SR yang diikuti peringatan dini tsunami. Mereka juga khawatir adanya gempa susulan yang lebih besar diikuti tsunami karena banyak beredar informasi yang menyesatkan (hoax) bahwa akan terjadi gempa dengan kekuatan 7,5 SR yang diikuti tsunami di Lombok nanti malam," katanya.

Sutopo mengatakan hoax tersebut beredar luar di wilayah Lombok sehingga membuat warga dan wisatawan takut.

Padahal, informasi tersebut tidak benar dan menyesatkan.

Korban Gempa Lombok Terus Bertambah, 98 Orang Meninggal Dunia, Mayoritas Tertimpa Bangunan Roboh

"Gempa tidak dapat diprediksi secara pasti, berapa magnitudenya, dimana, dan kapan secara pasti. Gempa susulan dari gempa 7 SR pasti terjadi tetapi dengan intensitas yang lebih kecil. Hingga 6/8/2018 pukul 17.00 WIB telah terjadi gempa susulan sebanyak 176 kali gempa dengan intensitas kecil," kata Sutopo.

Sutopo mengatakan masyarakat dan wisatawan di NTB dan Bali dihimbau tetap tenang dan meningkatkan kewaspadaannya.

"Jangan terpancing pada informasi-informasi yang menyesatkan," imbuhnya.

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved