Liga Indonesia
Manajemen Persitara Imbau NJ Mania Tak Balas Dendam
Manajemen Persitara Jakarta Utara mengambil pelajaran berharga menyusul tewasnya William Wijaya (16).
Penulis: Gerald Leonardo Agustino | Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Gerald Leonardo Agustino
TRIBUNJAKARTA.COM, CILINCING - Manajemen Persitara Jakarta Utara mengambil pelajaran berharga menyusul tewasnya William Wijaya (16).
William tewas pada Sabtu (4/8/2018) saat terlibat bentrok di Pasar Rebo, Jakarta Timur, dalam perjalanannya menuju Lapangan Brigif Kalisari.
Manajer Persitara Jakarta Utara, Kevin Valentino, mengatakan kejadian itu ia harapkan menjadi sebuah pelajaran agar suporter Persitara North Jakarta (NJ) Mania menjadi lebih dewasa dan lebih baik lagi ke depannya.
Kevin mengimbau agar NJ Mania tidak melakukan balas dendam atas tewasnya William, satu di antara sekian banyak rekan mereka yang terlibat bentrokan Sabtu lalu.
"Saya menginstruksikan untuk seluruh suporter untuk menahan diri. Jangan melakukan tindakan-tindakan balasan dan lain-lainnya yang dapat merugikan tim.
Apalagi, Persitara mesti menunda pertandingan mereka selanjutnya akibat insiden tersebut.
"Terutama ya seperti sekarang ini, pertandingan kita sebagai contoh akhirnya ditunda karena kejadian ini. Jadi saya mohon kepda suporter untuk lebih dewasa, serahkan dulu pada pihak yang berwajib," ucap Kevin.
Hal senada diungkapkan Rochy Putiray, pelatih Persitara Jakarta Utara.
Pesepakbola legendaris Indonesia ini menyadari betul bahwa bentrokan antarsuporter memang menjadi sebuah penyakit lama di persepakbolaan Indonesia.
Namun, ungkap Rochy, seharusnya para suporter mulai mendewasakan diri. Sepak bola seharusnya dijadikan sebagai sebuah alat pemersatu, bukan pemecah belah.
"Harusnya sepak bola itu jadi pemersatu, bukan selalu jadi korban," ungkap Rochy.