Kisah Penjual Minuman di GBK: Kucing-kucingan dengan Petugas Untuk Bertahan Hidup
Beralaskan dua helai koran dan sebuah kardus, ia tempatkan sejumlah botol minuman air mineral, dan juga minuman sari jeruk dan teh.
Penulis: Leo Permana | Editor: Ilusi Insiroh
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Leo Permana
TRIBUNJAKARTA.COM, TANAH ABANG - Di tengah kerumunan lalu lalang pejalan kaki yang turun dari Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta Pusat seorang wanita berbaju merah muda nampak menjajakan minuman botol di sana.
Beralaskan dua helai koran dan sebuah kardus, ia tempatkan sejumlah botol minuman air mineral, dan juga minuman sari jeruk dan teh.
"Minumannya boleh mas, bu, silahkan," ujarnya saat menawari ke orang-orang yang lewat di depan lapaknya.
Wanita tersebut bernama Mila, ibu dari dua anak yang tinggal di rumah mertuanya, Bojonegoro, Jawa Timur.
Kepergian suaminya sejak setahun yang lalu, membuat Mila memutuskan untuk merantau bekerja di Jakarta.
Bersama ibu kandungnya, Mila berangkat menggunakan kereta api dengan tiket seharga Rp 165 ribu.
Di Jakarta, dia di ajak tetangganya untuk membantu berjualan minuman dibeberapa lokasi di Jakarta.
"Kadang di Bekasi, Monas, Kebun Binatang Ragunan, sama di sini (GBK) lagi rame karena ada Asian Games," ujar Mila pada TribunJakarta.com, Sabtu (25/8/2018).
Ia mengaku penghasilan yang didapatnya dari berjualan tidak seberapa, karena hanya membantu menjualkan minuman saja.
"Cukup untuk kehidupan sehari-hari aja, untuk makan dan lainnya," ucapnya.
Dalam menjalankan pekerjaannya, ia mengaku harus kucing-kucingan dengan petugas Satpol PP.
Bila ada petugas ia akan segera bergegas memasukkan semua botol minuman ke dalam tas besar berwarna birunya menuju ke atas JPO GBK.
"Buru-buru kabur ke atas (JPO), kalau udah pergi baru balik lagi ke bawah," ungkap Mila.
Hingga saat ini, ia mengaku barang dagangannya belum pernah ada yang di ambil petugas.Namu, dirinya kerap medapatkan teguran dari petugas.