Asian Games 2018
Pesilat Peraih Emas Ingin Bonus Buat Berangkatkan Haji Orangtua dan dan Bangun 3 Masjid
Pesilat Ganda Putra, Hendi misalnya, ingin memberangkatkan haji kepada orangtuanya yang tanpa antre meski biayanya hingga ratusan juta rupiah.
TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Bonus berupa uang tunai Rp 1,5 miliar, rumah dan tawaran menjadi PNS dijanjikan pemerintah bagi para atlet Indonesia yang berhasil meraih medali emas pada laga Asian Games 2018.
Kebahagian dirasakan oleh para pesilat Indonesia setelah berhasil menyapu berhasil delapan emas di cabang olahraga pencak silat.
Para pesilat yang memenangkan emas di ajang Asian Games 2018, mengaku akan memberikan seluruh bonus yang akan didapat untuk keluarga mereka.
Pesilat Ganda Putra, Hendi misalnya, ingin memberangkatkan haji kepada orangtuanya yang tanpa antre meski biayanya hingga ratusan juta rupiah.
Bukan hanya dia, pesilat asal Bitung, Abdul Malik selain ingin membuat rumah yang layak bagi keluarganya, dia juga ingin membangun tiga masjid di kampungnya dari bonus tersebut.
"Pesilat kita, Abdul Malik itu ingin membangun masjid juga malah. Selain ingin membuat rumah agar tiga orang adik-adiknya tidak lagi tidur di lantai. Soalnya, rumahnya kecil juga dan tumpuk-tumpukan kalau tidur," tutur Wakil Manager Beregu Putra Ikatan Pencak Silat Indonesia, Abdul Karim Aljufri kepada Tribun di Jakarta, Selasa (28/8).
Abdul mengatakan sebagian besar pesilat yang saat ini berada di pelatnas adalah berasal dari keluarga yang tidak mampu.
Mereka hanya memiliki mimpi besar untuk tetap berusaha maksimal di setiap pertandingan.
Bahkan terdapat satu pesilat yang menjadi tulang punggung keluarga.
Tidak pernah Abdul mendengar cerita ada pesilat yang akan membelanjakan uang bonus untuk membeli mobil mewah.
"Hampir semuanya berasal dari keluarga tidak mampu. Mereka tidak punya uang untuk latihan. Tapi, mereka memiliki mimpi besar untuk memenangkan setiap pertandingan," lanjutnya.
Menurutnya, manajemen juga terus memberikan nasihat kepada pesilat untuk tidak melupakan kewajiban mereka untuk berzakat dan melakukan investasi dari bonus.
Bukan tanpa alasan, Abdul mengakui pemerintah saat ini hanya mengapresiasi mereka yang mendapat medali.
Padahal, jika dihitung, banyak atlet lain yang memiliki kehidupan yang hampir sama. Sama-sama meninggalkan keluarga dan meninggalkan sekolah untuk sesuatu yang tidak pasti.
"Ini kan tidak pasti semua. Kalau menang alhamdulillah dapat bonus, kalau tidak menang lagi, bagaimana? Makanya sudah kami ingatkan sejak sekarang," ucapnya.