Asian Games 2018
Api Abadi Terus Menyala, Ini Filosofi Kaldron Asian Games di GBK
Karya seni yang menjadi tempat berkobarnya api abadi Asian Games ke-18 ini didesain oleh dua arsitek yaitu, Sunaryo dan Gregorius Supie Yolodi.
Penulis: Suci Febriastuti | Editor: Ilusi Insiroh
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Suci Febriastuti
TRIBUNJAKARTA.COM, SENAYAN - Sculpture atau karya seni tiga dimensi, Kaldron yang ada di dekat Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) Senayan, Jakarta Pusat, sengaja dibangun sebagai penanda dimulainya Asian Games 2018.
Karya seni yang menjadi tempat berkobarnya api abadi Asian Games ke-18 ini didesain oleh dua arsitek yaitu, Sunaryo dan Gregorius Supie Yolodi.
Sunaryo mengatakan kaldron Asian Games diberi nama "Bilah Nusantara" karena bentuknya seperti bilah yang terinspirasi dari Keris Majapahit.
"Terkenal dari majapahit. Tapi sudah lama senjata tajam itu telah menjadi produk budaya yang estetis sebagai simbol status sosial. Dengan ide bilah itu saya pikir itu suatu kebanggaan untuk keris karena sudah diakui oleh UNESCO sebagai warisan budaya," ujar Sunaryo saat dihubungi pada Rabu (29/8/2018) malam.
Supie mengatakan, ide dasar pembangunan kaldron tersebut harus merepresentasikan terhadap kebudayaan Indonesia.
Dimana, kata Supie, ukiran yang berada di sisi-sisi kaldron ini menggambarkan kebhinekaan atau keberagaman yang ada di Indonesia.
"Badan kaldron idenya adalah sebuah pola yg melambangkan kebhinekaan kita, suatu dinamisnya Indonesia. Kita terdiri dari sekian banyaknya beragam dan itu adalah semua menjadi satu dari kecil, tipis, dan keberagaman terus membesar ke atas," ujar Supie saat ditemui di Kaldron GBK Senayan, Jakarta Pusat, pada Rabu (29/8/2018).
Sementara itu, Sunaryo menjelaskan kaldron yang dibangun menyerupai bilah dengan posisi horizontal ini menggambarkan Asian Games ini diselenggarakan dengan penuh sikap keolahragawanan.
"Kalau bilah ke atas itu menantang atau menyerang. Kalau ke tanah ini menyerah. Tapi kalau horizontal itu damai, friendship bisa ditautkan dan olahraga ini fairplay," kata dia.
"Dari mulai ujung hingga pangkalnya itu kan menaik. Itu semangat yang terus meningkat sampai puncaknya api. Semangat mencapai suatu puncak. Semangat dari Asian Games itu berkobar," tambahnya.
Lebih lanjut, Supie juga menambahkan bahwa kaldron ini juga didesain untuk melambangkan sesuatu yang sportif dan energic, sesuai dengan tema Asian Games yaitu, Energy of Asia.
"Energi itu sesuatu yang memuncak, sesuatu yang membara, sesuatu yang menuju ke atas. Kemudian di sisi lain bagaimana kemudian ia berinteraksi dengan kawasan terhadap stadion utama. Kan ini dua yg berkaitan," katanya.
Tepat dibawah api abadi yang berkobar terdapat kolam berbentuk lingkaran yang dapat merefleksikan secara utuh setengah bilah yang dibangun menjadi karya seni tersebut.
Untuk diketahui, kaldron ini dibangun selama 100 hari atau 3 bulan sejak bulan Mei 2018.
• Daftar Harga dan Cara Pembelian Tiket Closing Ceremony Asian Games 2018: Artis K-Pop Ikut Meriahkan
• Tak Hanya Jago Badminton, Jonatan Christie Juga Pandai Bernyanyi dan Pernah Berperan dalam Film King
• Fakta Atlet Malaysia Ngamuk: Mengundurkan Diri di Babak Final Hingga Rusak Fasilitas Asian Games