Pemilu 2019

Survei LSI Ungkap Partai Papan Bawah Terancam Tidak Lolos ke Parlemen, Ini Alasannya

Adjie Alfaraby mengatakan, partai besar seperti PDI Perjuangan, Partai Gerindra, Partai Golkar, dan Partai Demokrat masih menjadi pilihan masyarakat.

Penulis: Nawir Arsyad Akbar | Editor: Wahyu Aji
TRIBUNJAKARTA.COM/NAWIR ARSYAD AKBAR
Peneliti Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA, menyampaikan hasil surveinya, di Graha Dua Rajawali, Pulogadung, Jakarta Timur, Rabu (12/9/2018). 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Nawir Arsyad Akbar

TRIBUNJAKARTA.COM, PULOGADUNG - Sejumlah partai politik peserta Pemilu 2019 terancam tidak dapat menempatkan wakilnya di parlemen, karena adanya ambang batas parlemen atau parliamentary threshold (PT).

Peneliti Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA Adjie Alfaraby mengatakan, partai besar seperti PDI Perjuangan, Partai Gerindra, Partai Golkar, dan Partai Demokrat masih menjadi pilihan masyarakat.

Sehingga, kemungkinan untuk partai papan bawah menempatkan wakilnya di parlemen sangat kecil.

"Kalau partai besar mampu menarik suara yang lebih besar, maka potensi mereka (partai papan bawah) maka akan lebih sulit. Mereka harus bersaing untuk lolos," ujar Adjie Alfaraby, Rabu (12/9/2018).

Ambang batas parlemen atau parliamentary threshold (PT) adalah batas suara minimal partai politik dalam pemilihan umum, yaitu sebesar 4 persen, untuk ikut dalam penentuan perolehan kursi di DPR.

PT ini dibuat untuk menstabilkan hubungan antara Eksekutif dan Legislatif, dalam suatu negara demokrasi.

Adjie mengatakan, ada sekira enam partai papan bawah yang berpotensi gagal mengirimkan wakilnya ke parlemen, yaitu , untuk Hanura, PBB, PSI, Partai Berkarya, Partai Garuda, dan PKPI.

"Elektabilitas keenam partai tersebut tak cukup untuk lolos PT 4 persen. Butuh keajaiban dari keenam partai untuk bisa lolos PT Pemilu 2019," ujar Adjie Alfaraby.

Hasil survei LSI Denny JA terhadap 6 partai papan bawah, pada Agustus 2018

1. Partai Hanura : 0,6 persen
2. PBB : 0,2 persen
3. PSI : 0,2 persen
4. Partai Berkarya : 0,1 persen
5. Partai Garuda : 0,1 persen
6. PKPI : 0,1 persen
* Tidak Tahu/Tidak Jawab/Belum Menentukan : 25,2 persen

Dalam proses surveinya, LSI Denny JA menggunakan metode multistage random sampling, dengan jumlah responden sebanyak 1.200.

LSI Denny JA memakai teknik wawancara tatap muka responden dan menggunakan kuisoner, dengan margin of error sebesar kurang lebih 2,9 persen. Dilengkapi FGD, analisis media, dan Indepth Interview.

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved