Kisah Kong Aris yang Tinggal di Jembatan di Tanah Abang, Pernah Makan Angin Sampai Kenyang

"Untuk istirahat siang saja tidur di sini, kadang-kadang ke rumah keponakan di Tanggerang," ujarnya.

Penulis: Leo Permana | Editor: Wahyu Aji
TRIBUNJAKARTA.COM/LEO PERMANA
Kong Aris, seorang penghuni jembatan penyangga pipa di Tanah Abang, Senin (17/9/2018). 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Leo Permana

TRIBUNJAKARTA.COM, TANAH ABANG - Dari celah kecil di jembatan penyangga pipa yang berada di kawasan Tanah Abang, terlihat seorang pria keluar.

Pria yang rambutnya dipenuhi uban itu mengenakan kemeja hijau tosca muda dengan kancing atas yang terbuka.

Lengan kemejanya digulung hingga pergelangan tangannya.

Terlihat urat-urat di kedua lengannya.

Saat itu ia sedang membuat penyekat untuk melindungi dirinya dari hembusan angin dan hujan.

Pria yang disapa Kong Aris itu membuat sekat dari potongan-potongan kayu yang ia selipkan di antara ruang beton huniannya.

Setelah kayu-kayu itu berdiri kokoh, ia pasang selembar karpet usang sebagai penyekatnya.

"Nah sudah dulu, capek juga," kata Kong Aris saat ditemui wartawan TribunJakarta.com, Senin (17/9/2018).

Ia pun keluar dari celah itu untuk mengambil sapu dari huniannya.

Menggunakan sapu, dirinya membersihkan ruang tempat tinggalnya itu dari debu dan kotoran dari hasil kerjanya tadi.

Setelah bersih, dia mempersilahkan wartawan TribunJakarta.com untuk berbincang-bincang dengannya.

"Silahkan turun dek, masuk saja ke bawah," ucapnya.

Ia menempati ruang sekitar 2X2 meter, dengan alasa selembar karpet usang yang dijadikan tempat duduk.

Sembari menghisap sebatang rokok, ia menceritakan bahwa telah cukup lama tinggal di sana.

Ia mengaku hanya menggunakan huniannya itu untuk istirahat siang saja.

"Untuk istirahat siang saja tidur di sini, kadang-kadang ke rumah keponakan di Tangerang," ujarnya.

Selama tinggal disana, banyak hal yang ia alami.

Rasa kedinginan, kelaparan, pernah dia rasakan.

"Makan angin pernah, kenyang loh," seloroh pria itu.

Hunian tersebut juga ditinggali sejumlah pengamen muda.

Ia kadang suka bernyanyi-nyanyi ketika malam hari.

"Yang namanya mereka seniman, begitulah, saya tidak ingin urusin selama tidak mengganggu," jelasnya.

Kong Aris mengaku saat ini tidak memiliki pekerjaan.

Ia mendapatkan uang bila ada orang yang membutuhkan tenaganya di Pasar Tanah Abang.

"Suka ada yang panggil untuk gunakan jasa saya, untuk bersih-bersih dagangan di Tanah Abang atau jaga jualannya," kata Kong Aris.

Ia juga memulung, namun saat ini kakinya  sudah tidak kuat untuk berjalan jauh.

Kondisinya yang sudah tak sebugar dulu, ditambah kakinya yang sempat tertabrak motor.

"Saya udah nggak kuat jalan jauh, kaki udah berasa sakit," tuturnya.

"Untuk makan Alhamdulillah ada saja yang ngasih, kalau tidak ada ya tidak makan," tambahnya.

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved