Pidato Politik SBY Sebut Pemerintahan Jokowi Kemas Ulang Program Hingga Beberkan Keluhan Rakyat

SBY mengaku turut pula merasakan kekhawatiran anak-anak muda akan kepastian pekerjaannya di masa depan

Penulis: MuhammadZulfikar | Editor: Erik Sinaga
Tribunnews.com/Jeprima
Ketua Umum DPP Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memberikan sambutan pada Rapimnas Partai Demokrat 2018 dengan mengusung tema 'Demokrat Siap' di Sentul International Convention Center, Jawa Barat, Sabtu (10/3/2018). TRIBUNNEWS.COM/JEPRIMA 

TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono menilai ekonomi Indonesia saat ini tengah mengalami tantangan dari luar.

Beberapa tantangan itu adalah terjadinya pelemahan rupiah yang tajam, serta kenaikan harga minyak dunia.

"Sebagian pihak mengatakan bahwa faktor eksternal inilah yang menjadi biang keladi melemahnya ekonomi kita. Namun, sebenarnya, faktor eksternal yang berdampak pada ekonomi kita bukanlah hal yang baru bagi Indonesia," kata SBY saat menyampaikan pidato politik memperingati 17 Tahun Partai Demokrat di Djakarta Theater, Jakarta, Senin (17/9/2018).

SBY mengatakan, selama 10 tahun memimpin Indonesia, ia juga kerap menghadapi tekanan ekonomi yang disebabkan oleh faktor-faktor eksternal.

Tahun 2005, tahun 2008 dan tahun 2013, Indonesia menghadapi meroketnya harga minyak dunia. Tahun 2008 – 2009, Indonesia juga menghadapi krisis perekonomian global.

"Saya masih ingat, untuk menyelamatkan fiskal kita dari meroketnya harga minyak, harga BBM harus beberapa kali dinaikkan," kata Presiden keenam RI ini.

Menurut SBY, menaikkan harga BBM adalah keputusan yang sulit dan tidak populer secara sosial dan politik.

Bagi seorang presiden, ini juga mendatangkan risiko tersendiri, seperti yang ia alami ketika harus menaikkan harga BBM pada tahun 2008, beberapa bulan sebelum Pemilihan Presiden dilaksanakan.

"Alhamdulillah, setelah kebijakan menaikkan harga BBM diambil, ekonomi kita selamat. Jadi, sebesar apapun faktor eksternal, selalu ada solusinya," kata dia.

Demikian juga ketika Indonesia mendapatkan pukulan dan tekanan dari krisis ekonomi global 2008.

Saat itu, kata SBY, publik takut kalau nasib Indonesia sama dengan krisis yang terjadi 10 tahun sebelumnya.

Tanda-tanda kepanikan juga sudah muncul.

Namun, karena antisipasi yang cepat dan tepat, serta kebersamaan seluruh elemen bangsa untuk mengatasi krisis itu, ekonomi bisa selamat.

"Saya mengatakan bahwa faktor kepemimpinan, manajemen krisis dan kebersamaan kita juga merupakan kunci keberhasilan," ujarnya.

Sebut Pemerintahan Jokowi Kemas Ulang Program SBY

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved