Asian Para Games 2018

Cerita Ivo Ikut Simulasi Perjalanan Atlet Asian Para Games dari Wisma Atlet Menuju Venue

Koordinator Volunteer Asian Para Games 2018, Ivo Shadan (20), mengatakan simulasi keberangkatan atlet dari Wisma Atlet ke Gelora Bung Karno lancar.

Penulis: Suci Febriastuti | Editor: Y Gustaman
TribunJakarta.com/Suci Febriastuti
Koordinator Volunteer Asian Para Games 2018 Ivo Shadan (20) ikut simulasi keberangkatan atlet Asian Para Games dari Wisma Atlet Kemayoran ke Gelora Bung Karno, Selasa (25/9/2018). 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Suci Febriastuti

TRIBUNJAKARTA.COM, SENAYAN - Koordinator Volunteer Asian Para Games 2018, Ivo Shadan (20), mengatakan simulasi keberangkatan atlet dari Wisma Atlet ke Gelora Bung Karno berjalan lancar.

Dalam simulasi ini, Ivo yang juga merupakan penyandang disabilitas dan menggunakan kursi roda (wheelchair) disimulasikan sebagai atlet Asian Para Games yang datang dari airport dan menuju venue.

"Selain koordinator, saya juga ada di transportasi Inapgoc pegang teman-teman disabilitas. Disini saya disimulasi sebagai atlet," kata Ivo di Stadion Akuatik GBK, Jakarta Pusat, Selasa (25/9/2018).

Ivo mengatakan bus lowdeck yang ia gunakan sudah nyaman dan ramah penyandang disabilitas.

Ia pun menjelaskan bahwa saat berada di dalam bus ia mengatakan sedikit pusing jika kursi roda dihadapkan ke arah belakang bus karena seperti berjalan mundur.

Namun ia mengetahui, dari segi keamanan memang disarankan seperti itu.

"Senderan ada, seatbelt juga ada. Tapi kalau misalnya atlet itu senyamannya dia. Dia mau madep kemana juga karena kan sudah lincah pakai kursi roda. Mereka cukup pakai handle aja disamping udah safety," ungkap Ivo.

Untuk kecepatan, ia mengatakan sudah pas namun sopir harus memperhatikan pada saat pengereman dan penambahan kecepatan.

"Kalau di kursi roda sih berasa. Paling cuma kalau drivernya ketika ngerem atau nambah gas itu perlu diperhatiin lagi. Itu catatan buat driver. Saya coba sih tadi aman sih," ungkapnya.

Untuk diketahui, saat simulasi dilakukan rata-rata kecepatan yang ditempuh dari Wisma Atlet ke GBK yaitu 45 kilometer per jam.

Ivo berharap nantinya ramp yang ada di bus juga langsung terhubung dengan trotoar sehingga kemiringannya tidak terlalu curam.

"Saya sih pengennya setiap shuttle ini, turun dari bus satu dia tetap ke trotoar. Ramp yang keluar atau lidah mobil itu nempel ke trotoar. Jadinya enggak terlalu curam. Kalau nempel ke trotoar kan lebih landai dan lebih nyaman juga," kata dia.

Ia juga meminta agar kapasitas penempatan pengguna kursi roda di dalam bus tersebut bisa ditambah, karena saat ini hanya bisa menampung dua pengguna kursi roda.

"Terus juga untuk kapasitas wheelchair di dalam itu menurut saya ditambah. Minimal 4 lah. Apalagi dengan adanya event ini kan atlet pengguna kursi roda banyak juga kan," ucapnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved