Gempa di Donggala

7 Gardu Induk Rusak Akibat Gempa Palu 7,4 SR, Sutopo: Suplai Listrik Jadi Kebutuhan Mendesak

Terdapat 7 gardu induk rusak akibat gempa Palu 7,4 SR, Human BNPB Sutopo Purwo Nugroho ungkap suplai listrik jadi kebutuhan yang mendesak.

Penulis: Kurniawati Hasjanah | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
Twitter.com/@Sutopo_PN
Petugas PLN memperbaiki gardu listrik di Palu akibat gempa 7,4 SR 

TRIBUNJAKARTA.COM - Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopu Purwo Nugroho mengungkapkan tujuh gardu induk mengalami kerusakan akibat gempa 7,4 SR di Palu.

Hal tersebut ia sampaikan melalui laman Twitternya.

Sutopo menyatakan, tim dari Perusahaan Listrik Negara (PLN) berusaha untuk memulihkan perbaikan listrik di Kota Palu akibat tujuh gardu induk alami kerusakan.

Sutopo berharap perbaikan darurat listrik dapat diselesaikan secepatnya.

Sutopo juga mengunduh potret pekerja PLN yang sedang melakukan perbaikan.

Tampak mereka memakai baju berwarna merah dan celana serta helm untuk pekerja proyek berwarna kuning dan merah.

Di potret lainnya, terdapat tim yang berusaha menarik tali tambang dari sebuah tiang listrik.

Dalam cuitan berikutnya, Sutopo menyatakan, genset untuk tambahan listrik darurat telah dikirim menggunakan pesawat Hercules TNI Angkatan Udara (AU).

BNPB Minta BMKG Pasang Alat Pendeteksi Tsunami yang Lebih Canggih

Perkara Gugatan Rp 2,6 Miliar Gara-gara Tebang Pohon, Kini Muncul Koin untuk Jaksa

Pengiriman tersebut dilakukan hari ini, 1 Oktober 2018.

Follow Juga:

Menurut Sutopo, penerangan dan suplai listrik menjadi kebutuhan mendesak.

Sutopo dalam cuitannya menyertakan sebuah potret petugas yang sedang mendorong mesin yang akan dimasukkan ke pesawat.

Sebelumnya, Sutopo membagikan analisis awal penyebab terjadinya gempa.

Sutopo menjabarkan, analisis awal mengenai penyebab terjadinya tsunami di Palu tersebut dengan mencantumkan beberapa hasil kajian.

Tsunami yang timbul usai guncangan gempa berkekuatan 7,7 SR itu diprediksi disebabkan oleh pergerakan sesar di kota Palu.

Pegerakan aktif dari Sesar Palu Koro inilah yang membuat Palu diguncang gempa.

Simak Videonya:

Hal tersebut diketahui BMKG dengan melihat lokasi episenter dan kedalaman hiposenter atau pusat gempa yang terjadi di Palu.

"Analisis geologi penyebab gempa 7,7 SR di Sesar Palu Koro diikuti tsunami yang menerjang Kota Palu. Sesar ini sangat aktif bergerak dan melintas Kota Palu," tulis Sutopo dalam cuitannya Sabtu (29/9/2018).

 Foto-foto Pasca Gempa dan Tsunami di Palu, 80 Orang Tewas dan 160 Orang Luka-luka

 Palu Dilanda Gempa dan Tsunami, Nurrani Istri Sah Iqbaal Ramadhan: Ngeri, Allahu Akbar!

Sedangkan untuk peristiwan tsunami di Palu yang terjadi setelah gempa, Sutopo memaparkan bahwa adanya longsoran yang terjadi di bawah laut.

Longsor yang terjadi itu diduga akibat dari adanya patahan di Palu Koro (karena pergerakan aktif sesar).

Patahan di Palu Koro tersebut menyebabkan guncangan gempa terjadi hingga 7,7 skala richter.

Akibat guncangan kuat dari gempa tersebut, longsor di bawah laut pada teluk Palu pun tak lagi bisa terhelakan.

Longsoran di bawah laut tersebut diduga berada pada posisi yang curam atau pada lereng-lereng kritis di bawah laut.

"Adanya mekanisme gerak ke atas dan kemungkinan longsor bawah laut menyebabkan tsunami. Para ahli masih melakukan kajian," sambung Sutopo.
Mengenai mekanisme penyebab terjadinya tsunami, Sutopo juga memberikan skematik berupa gambar.

Yakni soal adanya gerakan yang membuat patahan di Palu Koro tersebut terjadi.

Sehingga terjadi longsoran di bawah laut yang menyebabkan timbulnya tsunami.

Dalam gambar (skenario 1), terlihat adanya gerakan mendorong ke atas (thrus) yang bisa menyebabkan massa batuan bergerak.

Massa batuan yang bergerak ini nantinya bisa menimbulkan perubahan pada volume dasar samudera yang tadinya stabil.

Perubahan dasar samudera tersebut nyatanya bisa memicu gelombang tsunami.

Sedangkan untuk skenario kedua, longsoran di bawah laut terjadi akibat adanya getaran kuat (akibat gempa).

Sebab gempa tersebut memicu pergerakan secara aktif dari struktur bawah laut yang tadinya berada di atas menjadi bergulir ke bawah.

Sebab tepi samudera yang ada di dasar laut sifatnya tidak stabil (letaknya pada kaki prisma akresi atau prism toe).

Kejadian yang digambarkan tersebut rupanya merupakan gabungan peristiwa yang menjadi penyebab tsunami di Palu.

Selain itu, Sutopo juga memberikan video hasil dari pemodelan seorang dosen ahli tsunami dari ITB.

Dalam video singkat itu terlihat bagaimana penggambaran serta prediksi yang terjadi berkenaan dengan tsunami di teluk Palu itu terjadi.

Disebutkan pula dalam video tersebut bahwa daerah Teluk Palu serta daerah pesisir di Donggala memang rawan akan tsunami.

Lebih lanjut lagi, kajian mengenai penyebab tsunami di Palu tersebut masih akan dilakukan pengujian lebih lanjut.

"Analisis sementara ahli tsunami dsri ITB berdasarkan modeling dan kajian sebelumnya bahwa tsunami di Palu disebabkan adanya longsoran bawah laut saat gempa 7,7 SR mengguncang Donggala.

Teluk Palu dan pesisir Donggala memang rawan tsunami. Masih dilakukan kajian lagi," tulis Sutopo.

Diberitakan sebelumnya, gempa susulan berkekuatan magnitudo 7,7 di Palu, Donggala, Sulawesi tengah membuat BMKG sempat mengaktivkan peringatan dini tsunami.

Gempa yang terjadi sekitar pukul 17.02 WIB, Jumat (28/9/2018) ini berpusat di 10 KM pada 27 Km Timur Donggala dan berasal dari Sesar Palu Karo.

Kepala Pusat Gempa dan Tsunami BMKG, Rahmat Triyono membenarkan kalau telah terjadi tsunami di Palu.

"Sudah terjadi (tsunami) dan kalaupun ada sisa-sisa air itu pun ada bekas-bekas yang terjadi tadi karena air masuk ke daratan dan BMKG sudah berakhir, artinya sudah tidak ada ancaman lagi," kata Rahmat saat diwawancara dalam program Breaking News Kompas TV, Jumat (28/9/2018) malam.

Ia juga menjelaskan ketinggian gelombang saat tsunami di Palu mencapai 1,5 -3 meter.

Selain di Palu, tsunami juga terjadi di Donggala dan Mamuju.

Selain itu, ada sebanyak 39 kali gempa susulan.

Ada 27 kali gempa yang terjadi, dan yang ke-28 bermagnitudo 7,7.

Lalu pukul 18.36 kembali terjadi gempa susulan sebanyak 11 kali.

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved