Kemarau Panjang Tak Pengaruhi Omzet Penjual Air Bersih Keliling

Musim kemarau panjang tak memengaruhi peningkatan omzet para penjual air bersih keliling. Satu di antaranya Edi.

Penulis: Elga Hikari Putra | Editor: Y Gustaman
TribunJakarta.com/Elga Hikari Putra
Edi, penjual air bersih keliling di Kedoya, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Senin (1/10/2018). 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Elga Hikari Putra

TRIBUNJAKARTA.COM, KEBON JERUK - Musim kemarau panjang tak memengaruhi peningkatan omzet para penjual air bersih keliling.

Satu di antaranya diutarakan Edi (59), penjual air bersih keliling di Kedoya, Kebon Jeruk, Jakarta Barat.

Dalam sehari, ia tetap saja hanya mampu menjual tiga gerobak air bersih yang masing-masing gerobaknya berisi 12 jeriken.

Satu jeriken air bersih ia jual seharga Rp 4 ribu yang ia ambil dari sebuah tempat pengisian di dekat Pasar Kedoya.

"Sama saja biar musim kemarau juga. Yang beli ya segitu-gitu aja, sehari paling banyak cuma tiga gerobak saja yang kejual. Itu pun langganan semuanya," kata Edi ditemui di Kedoya, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Senin (1/10/2018).

Edi mengatakan rata-rata warga menggunakan air bersih yang dijualnya hanya untuk keperluan memasak‎. 

Sedangkan untuk keperluan mandi dan mencuci mereka tetap menggunakan air dari rumah mereka meski kualitasnya tak begitu bagus.

"Kalau untuk minum mereka biasanya beli pakai air galon," kata Edi.

Senada dengan Edi, Tatang (45) mengatakan penjualan air bersih memang tak mengalami peningkatan meski sebagian warga mengaku air di rumahnya berkualitas buruk.

"Banyak sih yang bilang air di rumahnya itu bau atau keruh tapi ya mereka tetap gunakan buat mandi sama cuci karena kalau airnya beli semua ya tekor mereka. Yang beli air gini kan mayoritas menengah kebawah," kata Tatang.

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved