Kurangi Angka Kematian, Pemprov DKI Kirim Tim Satgas Peduli Bencana Tsunami Palu dan Donggala

Pemprov DKI Jakarta mengirim 83 personel tim Satgas Peduli Bencana gempa dan tsunami di Palu dan Donggala Sulawesi Tengah terdiri dari SKPD dan medis

Penulis: Pebby Ade Liana | Editor: Erik Sinaga
Istimewa
Sekitar Pantai Talise Donggala, Sulawesi Tengah. 

Laporan wartawan TribunJakarta.com, Pebby Adhe Liana

TRIBUNJAKARTA.COM, GAMBIR - Pemprov DKI Jakarta mengirimkan 83 personel tim Satgas Peduli Bencana gempa dan tsunami di Palu dan Donggala Sulawesi Tengah.

Personel tersebut, terdiri dari petugas SKPD yang telah terlatih mengevakuasi korban bencana dan sebagian lagi merupakan tenaga medis tim tanggap Ibukota.

"Kita bertekad mengurangi mortalitas atau kematian korban bencana, karena sebagian besar korban sebenarnya masih memiliki kemungkinan hidup," kata Koordinator tenaga medis Tim Tanggap Ibu Kota, Dokter Arsanto Tri Widodo, dalam siaran pers Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) DKI Jakarta, Senin (1/10/2018).

Menurutnya para korban bisa saja sebenarnya masih memiliki harapan hidup. Namun karena terlambat ditangani, maka mereka kemungkinan mengalami pendarahan atau resiko lainnya hingga kehilangan nyawa.

Sebagai rincian, Arsanto memaparkan terdapat 20 tenaga medis yang ditugaskan oleh Pemprov DKI Jakarta, yaitu terdiri atas dokter ortopedi, dokter obgyn, dokter spesialis anak, dokter spesialis anastesi, dokter bedah umum, dokter gawat darurat, perawat, apoteker, serta petugas dari Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta.

"Untuk kita nanti yang bekerja itu ada instrumen operasi, implan, obat, alat-alat habis pakai, seperti alkohol antiseptic dan mungkin hampir satu ton yang kita mau bawa,” paparnya.

Pemerintah Kirim 1.500 Paket Bantuan untuk Korban Bencana Tsunami di Palu dan Donggala

Akibat Gempa dan Tsunami, Seribuan Lebih Tahanan di Palu dan Donggala Kabur

Anies Akan Sediakan Penampungan Bantuan untuk Korban Bencana Palu di Balai Kota

Berdasarkan informasi, Dokter Arsanto sebelumnya juga memiliki pengalaman dalam proses penanganan korban bencana.

Dia diketahui telah empat kali dikirim menangani para korban di daerah terjadinya bencana alam. Salah satunya adalah hari pertama pascatsunami Aceh tahun 2004 silam.

"Kami tentu persiapkan kebutuhan pribadi dulu karena di sana kita relawan tidak boleh membebani tuan rumah. Misal baju, celana, sepatu cepat kering, sleeping bag, makanan, minuman, dan lainnya,” pungkasnya 

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved