Lion Air JT601 Jatuh

Lego Jangkar Jadi Strategi Tim SAR Atasi Derasnya Arus Perairan Tanjung Karawang Saat Cari Black Box

Oleh karena itu, jangkar harus diturunkan supaya tidak terbawa arus dan menjauh dari titik yang diduga kuat menjadi tempat keberadaan black box.

Penulis: Gerald Leonardo Agustino | Editor: Wahyu Aji
TRIBUNJAKARTA.COM/GERALD LEONARDO AGUSTINO
Kabasarnas Marsekal Madya Muhammad Syaugi dan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, Rabu (31/10/2018) di Dermaga JICT II, Tanjung Priok, Jakarta Utara. 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Gerald Leonardo Agustino

TRIBUNJAKARTA.COM, TANJUNG PRIOK - Selain derasnya arus perairan Tanjung Karawang, keberadaan pipa-pipa milik Pertamina di dasar laut menjadi kendala tambahan dalam upaya pencarian black box Lion Air JT610 yang jatuh di perairan itu.

Sebab, menurut Kabasarnas Marsekal Madya Muhammad Syaugi, pipa-pipa tersebut menghalangi kapal pembawa alat pencari di bawah laut remotely operated vehicle (ROV) untuk menurunkan jangkarnya.

Syaugi mengatakan, ROV dengan ping locator yang diterjunkan untuk mendeteksi titik black box hari ini kesulitan untuk menetap lantaran terbawa arus.

Oleh karena itu, jangkar harus diturunkan supaya tidak terbawa arus dan menjauh dari titik yang diduga kuat menjadi tempat keberadaan black box.

Strategi yang disebut lego jangkar itu, menurut Kabasarnas, tepat dilakukan untuk memaksimalkan upaya pencarian.

  1. Disoal Acungan Satu Jari saat Jokowi di Suramadu, Pelapor Disebut Cari Panggung Hingga Sikap Bawaslu

  2. Sindiran Tim Jokowi Hingga Ancaman Kader PKS Soal Dukungan di Pilpres Terkait Kursi Wagub DKI

"Kapal yang membawa peralatan tersebut dengan ROV itu lego jangkar. Tadi sudah saya sampaikan, daerah tersebut itu banyak pipa-pipa Pertamina, pipa pengeboran," kata Syaugi, Rabu (31/10/2018) di Dermaga JICT II, Tanjung Priok, Jakarta Utara.

Sementara itu, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto menjelaskan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Pertamina supaya diberi izin menurunkan jangkar.

"Kita ini belum menurunkan jangkar. Makanya kapalnya ini geser geser terus. Makanya kita minta izin dulu, minta clearence kepada Pertamina di daerah yang aman untuk melego jangkar supaya kapalnya diam, setelah diam diturunkan ROV, setelah ROV melihat barang tersebut, penyelamnya turun itu mekanismenya," kata Hadi.

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved