Wisuda Mahasiswa UGM Terduga Pelaku Pelecehan Seksual Ditunda Satu Semester, Ini Penjelasan Rektor
Wisuda mahasiswa UGM terduga pelaku pelecehan seksual ditunda satu semester, begini penjelasan sang rektor.
TRIBUNJAKARTA.COM - Rektor UGM Panut Mulyono secara tegas menyatakan bahwa wisuda terduga pelaku pelecehan seksual akan ditunda hingga satu semester. Penundaan ini dilakukan sesuai dengan rekomendasi hingga kasus itu benar-benar dinyatakan sudah selesai.
"Wisuda pelaku kita tunda hingga satu semester," kata Panut menanggapi pernyataan dalam aksi #KitaAgni yang menyatakan bahwa pelaku akan diwisuda pada bulan November ini.
Sejauh ini, hasil investigasi sudah dinyatakan selesai dan rekomendasi sedang dalam proses pelaksanaan.
Meskipun demikian, Panut ingin kasus diselesaikan pula dengan pendekatan dan prinsip akademis. Terutama mengingat keduanya masih berstatus mahasiswa dan mahasiswi UGM.
Panut mengungkapkan bahwa ia sempat menggelar rapat pada Rabu kemarin. Rapat ini dihadiri oleh pihak-pihak terkait kasus tersebut.
Menurut Panut, hasil dari rapat tersebut adalah universitas siap menyediakan perantara bagi pelaku dan penyintas untuk saling mempertimbangkan penyelesaian kasus ini.
"Jika memang harus ke ranah hukum ya silakan dilakukan," kata Panut.
• TERPOPULER: Akui Ingin Segera Menikah, Foto Mesra Sule Bersama Seorang Wanita Tersebar
• Deddy Corbuzier Kaget Saat Vlogger Rahmawati Kekeyi Dituding Sombong, Begini Kisahnya
Mahasiswa Universitas Gajah Mada (UGM) yang tergabung dalam gerakan #kitaAGNI menggelar aksi UGM Darurat Kekerasan Saya di halaman Fisipol UGM, Kamis (8/11/2018).
Aksi tersebut dilakukan untuk menunjukkan keberpihakan mahasiswa pada Agni, penyintas kekerasan seksual yang terjadi saat KKN di Maluku, pertengahan 2017 lalu.
• Dikabarkan Dekat dengan Ayu Ting Ting, Intip Pesona Cantiknya Istri Fransen Susanto!
• Sederet Ramalan Zodiak Jumat 9 November 2018, Taurus Waktunya Atasi Badmood
Narahubung Gerakan #kitaAGNI, Cornelia Natasha mengungkapkan aksi merupakan bentuk solidaritas dan dukungan untuk penyintas. Menurutnya tidak semua penyintas berani bersuara.
"Aksi ini dihantarkan oleh berita Balairung. Agni berani memulai membuka diri, tidak semua penyintas berani berjalan sendidi dan membangun sistem support sendiri. Kami akan melanjutkan perjuangan Agni," katanya Kamis (8/11/2018).
Melalui aksi tersebut, gerakan #kitaAgni juga menuntut pihak kampus menyelesaikan kasus pelecehan seksual yang dialami Agni.
Selain itu juga meminta pihak kampus memberikan sanksi yang tegas bagi terduga pelaku pelecehan seksual.
Pihaknya menilai penanganan kasus selama ini cenderung menyelamatkan reputasi lembaga, melalui kedok musyawarah mufakat atau penyelesaian secara kekeluargaan.
Menurutnya kasus kekerasan seksual yang diselesaikan diam-diam, menyebabkan penyintas merugi.