Tuan Guru Bajang Kritik Keras Prabowo Subianto Soal Pemindahan Kedubes Australia ke Yerusalem
Tuan Guru Bajang Muhammad Zainul Majdi mengkritik tajam pernyataan Prabowo Subianto terkait pemindahan Kedubes Australia di Israel dari Tel Aviv
TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Calon Presiden 02, Prabowo Subianto menghormati rencana Australia yang akan memindahkan Kedutaan Besar di Israel.
Prabowo Subianto mengatakan, pemindahan Kedubes Australia di Israel dari Tel Aviv ke Yerusalem adalah urusan dalam negeri Australia.
Tetapi, pernyataan Prabowo Subianto ini menuai tanggapan dari sejumlah tokoh, termasuk Tuan Guru Bajang Dr Muhammad Zainul Majdi.
Melalui akun instagramnya, Tuan Guru Bajang Dr Muhammad Zainul Majdi menulis panjang lebar terkait penjajahan Israel, perjuangan Palestina, dan arti Palestina bagi umat Islam dan Indonesia.
Tuan Guru Bajang Dr Muhammad Zainul Majdi juga mengkritik keras pernyataan Prabowo Subianto yang setuju pemindahan Kedubes Australia dari Tel Aviv ke Yerusalem.
"Saya sangat menyayangkan statemen Capres Bapak Prabowo Subianto yang menganggap rencana salah satu negara untuk memindahkan kedutaan besarnya ke Yerusalem sebagai hak dan kedaulatan negara tersebut," ujar Tuan Guru Bajang Dr Muhammad Zainul Majdi.
Tuan Guru Bajang Dr Muhammad Zainul Majdi juga mengunggah keganasan tentara Israel yang menyiksa pemuda Palestina dan menyeret anak Palestina.
Menurut Tuan Guru Bajang Dr Muhammad Zainul Majdi, pernyataan Capres Prabowo Subianto itu menafikan jalinan sejarah perjuangan Palestina yang terkait dengan perjuangan Bangsa Indonesia.
"Ini bukan sekedar masalah kedaulatan suatu negara sahabat, tetapi ini isu kebangsaan dan keumatan yang selalu menjadi perhatian kita sebagai bangsa," ujar Tuan Guru Bajang Dr Muhammad Zainul Majdi.
Karena itu, kata Tuan Guru Bajang Dr Muhammad Zainul Majdi, tidak boleh ada pernyataan langsung maupun tidak langsung --tentunya juga pernyataan dari Capres Prabowo Subianto-- yang melegalkan kondisi yang ada di Palestina.
"Apa pun, pernyataan itu tidak boleh melemahkan semangat kita untuk memperjuangan hak saudara kita di Palestina untuk merdeka," ujar Tuan Guru Bajang Dr Muhammad Zainul Majdi.
Gubernur Nusa Tenggara Barat 2 periode 2008-2018 ini pun mengingatkan bahwa pernyataan siapa pun akan dipertanggungjawabkan kepada Allah SWT.
"Pertanggungjawaban kita adalah kepada Tuhan Yang Maha Kuasa ALLOH SWT, sebagai bangsa dan terhadap sejarah," ujar Tuan Guru Bajang Dr Muhammad Zainul Majdi.
Simak status Tuan Guru Bajang Dr Muhammad Zainul Majdi berikut ini.
@tuangurubajang: Isu Palestina bukan sembarang isu.
Bagi kita, Penjajahan Israel terhadap Palestina adalah wajah buruk kolonialisme yang masih tersisa. Telanjang dan brutal.
Penjajahan Israel terhadap Palestina bertentangan dengan nalar kemanusiaan, kebangsaan dan keagamaan kita.
Secara kemanusiaan, tidak ada seorangpun yang masih memiliki nurani tidak terusik terhadap apa yang puluhan tahun diderita warga
Palestina. Tanah mereka dirampas, sumber kehidupan mereka dipotong bahkan nyawa mereka hilang. Hak menentukan hidup bebas tidak mereka miliki. Nurani kemanusiaan ini juga tergambar dalam beragam Resolusi PBB terkait Palestina.
Secara kebangsaan, posisi kita jelas sebagaimana yang termaktub dalam alinea pertama pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, "maka penjajahan diatas dunia harus dihapuskan".
Setiap pemerintahan kita tanpa kecuali menganggap ini garis merah yang tidak boleh dilampaui. Tidak ada kompromi terhadap penjajahan Israel terhadap Palestina.
Secara keagamaan, saya yakin tidak ada agama yang membolehkan penganiayaan kolektif berkelanjutan yang sistemik sebagaimana yang dilakukan oleh Israel terhadap Palestina.
• Dipeluk Jokowi, Ini Kisah Israel yang Selamat dari Gempa Palu, Sang Ibu Meninggal Karena Tsunami
• Masuk Top 15 Kekuatan Militer Dunia, Indonesia Lewati Israel dan Australia
Kita tidak boleh lupa, Palestina melalui Mufti Besar Syekh Muhammad Amin Husaini adalah salah satu bangsa yang pertama kali mengakui kemerdekaan Indonesia.
Kita senasib dan sepenanggungan dengan rakyat Palestina.
Saya sangat menyayangkan statemen Capres Bapak Prabowo Subianto yang menganggap rencana salah satu negara untuk memindahkan kedutaan besarnya ke Yerusalem sebagai hak dan kedaulatan negara tersebut, yang dengan demikian harus dihormati.
Pernyataan itu menafikan jalinan sejarah perjuangan Palestina yang berkelindan dengan perjuangan bangsa kita. Ini bukan sekedar masalah kedaulatan suatu negara sahabat, tetapi ini isu kebangsaan dan keumatan yang selalu menjadi perhatian kita sebagai bangsa.
Tidak boleh ada statemen langsung maupun tidak langsung melegalkan kondisi yang ada di Palestina.
Apapun, pernyataan itu tidak boleh melemahkan semangat kita untuk memperjuangan hak saudara kita di Palestina untuk merdeka.
Pertanggungjawaban kita adalah kepada Tuhan Yang Maha Kuasa ALLOH SWT, sebagai bangsa dan terhadap sejarah
Wapres Jusuf Kalla Anggap Wajar
Wakil Presiden Jusuf Kalla menganggap wajar terhadap pernyataan calon presiden Prabowo Subianto yang menghormati keputusan Australia memindahkan kedutaan besarnya dari Tel Aviv ke Yerusalem.
Wapres menilai pernyataan Prabowo yang berlawanan dengan sikap Pemerintah Indonesia tersebut merupakan pernyataan politik di masa kampanye menjelang pemungutan suara Pilpres 2019.
"Itu kan pandangan politik, dan namanya saja oposisi berarti dia tidak perlu ikut Pemerintah kan? Kecuali kalau dia (anggota) Partai Golkar, ya bisa ditegur," kata Wapres Jusuf Kalla kepada wartawan di Istana Wakil Presiden Jakarta, Jumat (23/11/2018) kemarin.
Meskipun sikap Prabowo berseberangan dengan Pemerintah dalam hal dukungan terhadap Palestina, Pemerintah tidak akan menanggapi serius atas pernyataan capres dari Partai Gerindra tersebut.
"Kalau namanya oposisi, ya pendapat-pendapat politiknya tidak bisa kita tegur, tidak harus sama dengan Pemerintah. Nanti masyarakat yang menilai (bahwa) Partai A begini sikapnya, Partai B begini. Masyarakat yang menilai, bukan Pemerintah," jelasnya.
Sebelumnya Prabowo Subianto mengatakan keputusan Pemerintah Australia memindahkan kantor kedutaan besarnya ke Yerusalam harus dihargai dan itu seharusnya tidak menjadi masalah bagi Pemerintah Indonesia.
Sementara itu, calon wapres pasangan Prabowo Subianto, Sandiaga Salahuddin Uno menyatakan tetap mendukung upaya memperjuangkan hak rakyat Palestina di tengah pemindahan kantor kedubes Australia tersebut.
Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan rencana tersebut sepenuhnya akan menjadi keputusan politik dari Pemerintah Australia, namun dia berharap tidak ada langkah terburu-buru sehingga membuat kondisi dunia menjadi tidak stabil.
"Posisi kami sangat tegas, kita akan berjuang untuk memastikan hak-hak rakyat Palestina sesuai dengan komitmen Indonesia," kata Salahuddin Uno di Kota Malang, Jumat.
Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan bahwa Indonesia sebagai negara sahabat Australia, sudah menyampaikan bahwa posisi Indonesia akan tetap memperjuangkan hak-hak dari rakyat Palestina.
Pemindahan kedutaan itu diajukan Perdana Menteri Australia Scott Morrison saat melakukan kampanye pemilihan daerah.
Usul tersebut menimbulkan kekhawatiran berbagai pihak, antara lain Indonesia dan Malaysia.
Komentar Cawapres Maruf Amin
Calon wakil presiden nomor urut 01 Ma'ruf Amin menegaskan, pihaknya sejak awal tak sepakat bila Israel memindahkan ibu kotanya dari Tel Aviv ke Yerusalem.
Untuk itu, Ma'ruf Amin akan mengecam jika ada negara yang memiliki hubungan diplomatik dengan Israel ikut memindahkan kedutaannya ke Yerusalem.
Hal itu dikatakan Maruf Amin menanggapi pernyataan Prabowo Subianto yang menyatakan menghormati rencana Australia memindahkan kedutaan besarnya untuk Israel dari Tel Aviv ke Yerusalem.
"Artinya itu sudah kesepakatan kita menolak (pemindahan kedutaan ke Yerusalem). Karena itu tentu bukan hanya Amerika, tapi semua kedutaan yang dipindahkan ke sana (Yerusalem) juga kita tidak setuju," ujar Ma'ruf Amin di kediamannya, Jalan Situbondo, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (24/11/2018).
Ma’ruf Amin menuturkan, dirinya sejak awal telah menolak dan protes bila ibu kota Israel dipindah ke Yerusalem.
"Kalau kita kan sudah sejak awal kita itu menolak, pemerintah maupun kita masyarakat umat Islam, menolak ibu kota Israel itu dipindah ke Yerusalem," ujar Ma'ruf Amin.
Sebelumnya, saat menghadiri Indonesia Economic Forum di Hotel Shangri-La Jakarta, Rabu (21/11/2018), Prabowo menyatakan menghormati rencana Australia memindahkan kedutaan besarnya untuk Israel dari Tel Aviv ke Yerusalem. (dam)
Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul TGB Zainul Majdi Kritik Keras Pernyataan Prabowo Subianto Soal Palestina: Ingat Kepada Allah!