Pedagang di Samping Loksem Puri Kencana Bayar Rp 5 Juta untuk Dapat Lapak Kosong
Sugianto seorang pedagang mie ayam mengaku membayarkan sejumlah uang senilai Rp 5 juta untuk bisa berjualan di tempat tersebut.
Penulis: Novian Ardiansyah | Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Novian Ardiansyah
TRIBUNJAKARTA.COM, KEMBANGAN - Kepala Suku Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah dan Perdagangan (KUKMP) Jakarta Barat Nuraeni Sylviana beserta jajaran mendatangi para pedagang liar yang berada di samping lokasi sementara (loksem) di Jalan Puri Kencana, Kembangan, Jakarta Barat.
Turut hadir pula Camat Kembangan Agus Ramdani beserta Lurah Kembangan Selatan Matrullah di lokasi tersebut.
Kedatangan mereka ke sana ialah dalam rangka mensosialisasikan tentang bagaimana pengajuan pedagang yang ingin dibuatkan lokasi sementara.
Sekaligus untuk mengklarifikasi terkait adanya pungutan liar kepada para pedagang hingga mereka bisa leluasa membuka lapak di lokasi tersebut.
Pantauan TribunJakarta.com, saat ditanya oleh Kasudin KUKMP Sylviana beserta Camat Agus dan Lurah Matrullah, Sugianto seorang pedagang mie ayam mengaku membayarkan sejumlah uang senilai Rp 5 juta untuk bisa berjualan di tempat tersebut.
Bahkan di hadapan para pejabat tersebut, Sugianto tak segan menuturkan uang dari pembayaran tersebut akan diteruskan ke kelurahan.
"Bayar Rp 5 juta enggak?," tanya Camat Kembangan, Agus kepada Sugianto.
"Kalau itu bayar," jawab Sugianto.
Lalu kemudian, jawaban Sugianto dipertanyakan kembali oleh Lurah Kembangan Selatan, Matrullah dan Kasudin KUKMP Jakarta Barat Sylviana.
"Bayar Rp 5 juta kepada? Sama siapa bayarnya?" Tanya mereka berdua.
"Sama Pak Ugi katanya untuk nerusin ke kelurahan," kata Sugianto.
Berbeda dengan Sugianto, saat diwawancara terpisah, Bani yang berjualan minuman, mengatakan tidak ada besaran uang Rp 5 juta tersebut.
Meski begitu, ia mengakui jika pihak kelurahan memberikan lapak kosong yang berada di samping loksem Puri Kencana tersebut kepada mereka.
"Tidak ada, kami di sini swadaya sendiri berdiri tenda, gerobak jadi kami mandiri ke sini. Cuma dikasih dari pihak kelurahan di kasih lapak kosong," ujar