DikhawatirkanMacet, Pelican Crossing di Margonda Tak Difungsikan Pada Sore Hari
Soal sampai kapan kebijakan ini dilakukan, Dadang belum dapat memastikan dengan alasan Dishub Depok masih terus mengevaluasi.
Penulis: Bima Putra | Editor: Wahyu Aji
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Bima Putra
TRIBUNJAKARTA.COM, BEJI - Pejalan kaki yang kerap melintas di Jalan Margonda Raya tak dapat sepenuhnya menggunakan fasilitas pelican crossing depan SDN 01 Pondok Cilodong yang baru dipasang awal tahun 2019.
Sejak pukul 15.00 WIB hingga 18.00 WIB pelican crossing tak bakal menampilkan lampu merah yang memaksa pengendalian berhenti, hanya lampu kuning atau warning light.
Hal ini disampaikan Kepala Dinas Perhubungan Kota Depok Dadang Wihana saat dikonfirmasi alasan pelican crossing tak berfungsi pada jam sibuk sehingga membahayakan pejalan kaki.
"Dari jam tiga hingga jam enam sore tidak difungsikan pelican crossing tidak difungsikan. Hanya dibuat fleshing atau hanya warning light. Jadi hanya lampu kuningnya saja yang berkedip," kata Dadang saat dihubungi wartawan di Pancoran Mas, Depok, Selasa (15/1/2019).
Menurutnya, penggunaan pelican crossing yang memudahkan pengguna jalan menyebrang pada jam sibuk justru menimbulkan kemacetan di jantung Kota Depok itu.

Soal sampai kapan kebijakan ini dilakukan, Dadang belum dapat memastikan dengan alasan Dishub Depok masih terus mengevaluasi.
"Alasannya karena disinyalir terjadi antrian (Kemacetan). Ini masih terus kita evaluasi apa akan dilakukan seterusnya atau hanya sementara," ujarnya.
Namun saat ditanya dasar kajian atau siapa yang mengusulkan penentuan berfungsi pelican crossing, Dadang tak menjawab upaya konfirmasi yang dilakukan wartawan.
Yanuar (26), satu juru parkir di Jalan Raya Margonda membenarkan pelican crossing masih dapat difungsikan sebelum waktu menginjak pukul 15.00 WIB atau saat pejalan kaki memadati jalan.
"Tadi pagi masih fungsi, terus pas sore enggak fungsi lagi. Kemarin pas Dishub datang memang sempat ngobrol sama polisi. Kata mereka kalau sore memang dimatiin lampunya. Alasannya sih bikin macet," ujar Yanuar yang mendengar perbincangan.
Pantauan TribunJakarta.com, sejumlah pejalan kaki berupaya memencet tombol dengan harapan lampu merah bakal muncul, tapi karena tak kunjung berhasil mereka menanti jumlah kendaraan berkurang lalu menyeberang.