Kisah Beno, Driver Ojek Daring yang Cari Sampingan Jadi Badut Mampang di Hari Libur Demi Rupiah

"Istirahat dulu, barusan sudah sejam goyang-goyangnya," kata Beno dijumpai TribunJakarta.com.

Penulis: Dwi Putra Kesuma | Editor: Wahyu Aji
TRIBUNJAKARTA.COM/DWI PUTRA KESUMA
Beno si Badut Mampang ketika dijumpai TribunJakarta.com di Jalan Lebak Bulus I, Cilandaj, Jakarta Selatan, Sabtu (26/1/2019). 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Dwi Putra Kesuma

TRIBUNJAKARTA.COM, CILANDAK - Bergoyang kurang lebih satu jam lamanya, Beno (28) memilih untuk istirahat sejenak di sebuah warung makan yang nampak sudah tutup.

"Istirahat dulu, barusan sudah sejam goyang-goyangnya," kata Beno dijumpai TribunJakarta.com di Jalan Lebak Bulus I, Cilandak, Jakarta Selatan, Sabtu (26/1/2019).

Setiap hari Senin hingga Jumat, Beno berprofesi sebagai sopi ojek daring di wilayah Jabodetabek.

Namun jika hari libur seperti Sabtu dan Minggu, ia memiliki pekerjaan sambilan yakni menjadi badut di pinggir jalan raya atau yang lebih dikenal dengan sebutan Badut Mampang.

Berangkat dari kontrakannya di kawasan Kalimalang, Jakarta Timur, pukul 07.00 WIB, Beno di Jalan Lebak Bulus sekiranya pukul 08.00 WIB.

Tak langsung beraksi, ia memilih untuk sarapan terlebih dahulu dan meneguk kopi hitam yang ia anggap sebagai ritual paginya.

Beno si Badut Mampang ketika dijumpai TribunJakarta.com di Jalan Lebak Bulus I, Cilandaj, Jakarta Selatan, Sabtu (26/1/2019).
Beno si Badut Mampang ketika dijumpai TribunJakarta.com di Jalan Lebak Bulus I, Cilandaj, Jakarta Selatan, Sabtu (26/1/2019). (TRIBUNJAKARTA.COM/DWI PUTRA KESUMA)

"Nyampe sini gak langsung kerja, sarapan dulu, ngopi, ngerokok, ya ritual pagi lah bang gitu," ujar Beno tertawa.

Diceritakan Beno, kerja sambilan menjadi Badut Mampang tersebut sudah ia tekuni kurang lebih selama tiga tahun.

Ketika hari libur, Beno menuturkan kerap kali orderan ojeknya sepi penumpang tidak seperti hari kerja.

"Kalau sabtu minggu kan sepi bang gak kaya hari kerja, makanya ya saya sambilan saja ini jadi badut," jelas Beno.

Baru sekiranya satu jam bergoyang di atas trotoar, Beno sudah bisa meraup uang sebesar Rp 80 ribu.

Ia menjelaskan, sedikit atau banyaknya uang yang ia kumpulkan, tergantung dari ketahanan ia bergoyang didalam kostum seberat kurang lebihnya tiga kilogram tersebut.

Bahkan, awal menjadi Badut Mampang Beno menuturkan ia hanya sanggup bergoyang selama 10 menit saja.

"Jadi ya tergantung kuat berapa lama goyang sambil berdiri pakai kostum, kaya sekarang baru sejam sudah Rp 80 ribu. Tapi waktu awal-awal mah saya 10 menit juga sudah nyerah," ucap Beno bercucur keringat melepas kostumnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved