Fadli Zon Sebut Puisi Neno Warisma Merupakan Kutipan Doa
Menurut Fadli, puisi tersebut sangat bagus dan tidak ada yang salah dengan isi puisinya, terlebih pembacaan puisi dilakukan di acara malam Munajat 212
Penulis: Yusuf Bachtiar | Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Yusuf Bachtiar
TRIBUNJAKARTA.COM, BEKASI TIMUR - Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon menilai puisi Neno Warisman yang dibacakan pada saat malam munajat 212 di Monas, Jakarta, merupakan kutipan doa.
"Saya kira puisinya Mba Neno itu adalah kutipan dari doa ya, doa perang badar, sama sekali enggak ada masalah dengan itu," kata Fadli saat dijumpai di Bekasi, Minggu, (24/2/2019).
Menurut Fadli, puisi tersebut sangat bagus dan tidak ada yang salah dengan isi puisinya, terlebih pembacaan puisi dilakukan di acara malam Munajat 212.
"Saya kira itu sangat bagus kok dan itu kan disampaikan dalam acara munajat, munajat itu adalah tempat kita untuk memohon doa, memohon pertolongan, memohon bantuan dari Allah SWT," ungkap Fadli.
Dia juga tidak mempermasalahkan jika Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) DKI Jakarta mengusut dugaan pelanggaran pemilu yang terjadi pada acar malam Munajat 212 yang berlangsung, Kamis 21 Februari 2019 lalu.
• Ketua Majelis Syuro PKS Yakin Potensi Pesantren untuk Bangun Kemandirian Ekonomi dan Bangsa
"Silahkan saja, yang paling penting kan adil, itu yang camat-camat, Pak Tjahjo Kumolo, yang bicara juga bahwa dana desa itu karena Jokowi, jelas dong, bagi-bagi sertifikat, itu juga harus diusut, kalau itu mempunyai pesan-pesan apalagi ada bingkisan-bingkisan kepada paslon tertentu," papar Fadli.
Sebagaimana ramai diberitakan, Neno Warisman membacakan puisi dalam acara Munajat 212, di Kawasan Monas, Jakarta, Kamis (21/2/2019).
Namun di bagian akhir dari puisi Neno Warisman menimbulkan berdebatan.