Pulau Bidadari Hadirkan Konsep Baru Bernuansa 'Digital Island'

Terletak dekat dengan Teluk Jakarta menjadikan Pulau Bidadari sebagai salah satu pulau yang cukup diminati oleh wisatawan.

Penulis: Anisa Kurniasih | Editor: Muhammad Zulfikar
istimewa/Dokumentasi Ancol Taman Impian
Tampilan wajah baru Pulau Bidadari dengan konsep "Gateway to Batavia" 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Anisa Kurniasih

TRIBUNJAKARTA.COM, PADEMANGAN - Pulau Bidadari merupakan salah satu gugusan pulau yang terdapat di Kepulauan Seribu yang dikembangkan sebagai kawasan wisata bahari.

Terletak dekat dengan Teluk Jakarta menjadikan Pulau Bidadari sebagai salah satu pulau yang cukup diminati oleh wisatawan.

Selain memiliki nilai sejarah, pulau ini juga menawarkan wisata alam yang masih sangat alami karena berada diantara Pulau Onrust, Pulau Kelor dan Pulau Cipir, Pulau Bidadari memiliki sejarah yang menarik.

Sejarah yang sangat kuat ini kemudian menjadi ide untuk merubah bentuk dan konsep dari Bidadari Resort yang sebelumnya yaitu “Gateway To Batavia” dimana tema baru ini diusung dengan mengedepankan kebudayaan pada era Jakarta tempo dulu.

Konsep baru ini memiliki cottages dengan tiga kebudayaan berbeda yaitu Betawi, Pecinan dan Heritage serta dua restoran dengan infinity pool dan cafe.

Dalam keterangan tertulisnya, C. Paul Tehusijarana selaku Direktur Utama PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk mengatakan bahwa kedepannya, Pulau Bidadari juga akan memasuki digital island di mana akan menyediakan berbagai hal yang berkaitan dengan teknologi, seperti pembelian tiket menggunakan online, metode transaksi disana menggunakan eWallet atau scan QR code.

“Hadirnya nuansa baru di Pulau Bidadari kami berharap pengunjung dapat bernostalgia dengan kenangan Jakarta tempo dulu, namun tetap kekinian. Sehingga pengunjung bisa merasakan pengalaman yang baru dan berbeda berlibur di pulau ini,” ujar Paul Tehusijarana, Minggu (24/3/2019).

Menelisik pada sejarah, di jaman penjajahan Belanda, tepatnya masa-masa kegiatan Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC) atau perusahaan Hindia Timur Belanda, tempat ini dijadikan sebagai tempat penampungan bagi orang sakit.

VOC pada abad ke-17 membangun sarana dan prasarana rumah sakit (lazaretto) sebagai penunjang untuk menyembuhkan para penderita yang terjangkit sehingga sebelum bernama Pulau Bidadari, pulau ini bernama Pulau Sakit.

Seperti layaknya pulau-pulau lain di Kepulauan Seribu, Pulau Bidadari juga mempunyai nama Belanda yakni pulau Purmerend.

Pulau Bidadari bersama dengan tiga pulau lainnya yakni Onrust, Cipir (De Kuiper) dan Kelor (Kerkhof) menjadi saksi sejarah penting dimana keempat pulau ini menjadi tempat pertahanan, penyimpanan rempah-rempah sebelum dikirim ke Belanda dan menjadikan pulau-pulau tersebut sebagai area pengawasan atau pertahanan pertama sebelum masuk ke wilayah pemerintahan di Batavia.

Dalam perjalanannya, pulau ini mengalami catatan perang cukup panjang karena banyak yang ingin mendudukinya.

Di tahun 1800, armada laut Britania Raya melakukan penyerangan terhadap pulau tersebut, dan direbut kembali oleh Belanda tahun 1803.

Tahun 1806, Britania Raya kembali menyerang dan menghancurkan tempat tersebut sampai ke Pulau Onrust.

Sumber: Tribun Jakarta
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved