Ujicoba Ternak Ayam Kampung Organik, Heri Bisa Jual Ayam Kampung Dengan Harga Murah
Menurut Heri, ketertarikan dirinya lantaran teknik beternak organik lebih efisien dan tidak melulu menggunakan pur sebagai campuran dedek.
Penulis: Afriyani Garnis | Editor: Erik Sinaga
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Afriyani Garnis
TRIBUNJAKARTA.COM, CILINCING - Heri Iskandar merupakan warga Rumah Susun (Rusun) Marunda, Cilincing, Jakarta Utara.
Bergumul dengan sampah anorganik dan organik setiap harinya. Ia kini mencoba peternakan ayam kampung organik.
Menurutnya, selain lebih efisien, peternakan di area sekitar Rusun Marunda itu tidak menyebarkan bau sehingga tidak sampai mengganggu masyarakat sekitar.
Heri telah mencoba peternakan ayam kampung organik lahan tak terpakai itu sejak Juli 2018.
Dirinya mengatakan, terinspirasi membuat peternakan serupa setelah melihat video youtube yang membahas mengenai peternakan ayam tersebut.
"Awalnya kan sayang lihat youtube. Kok ada peternakan ayam tapi manfaatkan sampah organik juga. Saya lihat kok menarik dan bisa direalisasikan di sini, karena saya juga bekerja dengan sampah organik," katanya saat ditemui, Senin (25//3/2019).
Menurut Heri, ketertarikan dirinya lantaran teknik beternak organik lebih efisien dan tidak melulu menggunakan pur sebagai campuran dedak.
Sebagai penggantinya, Ia cukup menggunakan sisa sayuran dari sampah warga yang ditimbun di kandang ayam tersebut.
Dengan cara demikian, Heri mengaku bisa menekan biaya pakan sampai 70 persen dari teknik peternakan ayam pada umumnya.
"Sampah organik beserta deaunan kita timbun selama satu minggu, lalu setelah itu lalu ayam kita masukkan, nanti disitu kan akan ada cacing ulat dan segala macamnya yang jadi protein ayam tersebut, ayam pun mudah jika ingin memakannya, dia hanya akan menggalinya," kata Heri.
Memalui teknik kompos tersebut, dan biaya pakan yang murah Heri mengaku mampu menjual ayam kampung dengan harga yang lebih murah.
Satu ekor ayam ia jual seharga Rp 50 ribu hingga 70 ribu. Dengan berat mencapai 1,5 kilogram.
"Ayam dengan berat satu sampai 1,5 kilogram bisa dujual paling tidak mahalnya Rp 70 ribu, kalau dipasar kan bisa Rp 80 sampai Rp 100 ribu," kata Heri.
Disebutkannya, warga yang membeli ayamnya merasa ayamnya lebih enak saat dimasak.