Penderita Kusta Keluhkan Pelayanan RSK Sitanala, Disuruh Pulang Habis Operasi
Pelayanan Rumah Sakit Kusta (RSK) Sitanala, Neglasari, Kota Tangerang menuai banyak keluhan pasien penderita kusta.
Penulis: Ega Alfreda | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Ega Alfreda
TRIBUNJAKARTA.COM, NEGLASARI - Pelayanan Rumah Sakit Kusta (RSK) Sitanala, Neglasari, Kota Tangerang menuai banyak keluhan pasien penderita kusta.
Pasalnya beberapa penderita kusta sering diacuhkan oleh pihak rumah sakit usai menjalani operasi.
Padahal, kondisi pasien belum pulih.
Bahkan, beberapa pasien mengaku masih dalam kondisi berdarah-darah.
Satu dari beberapa pasien, Syamsudin penderita kusta mengalami pengalaman pahit pada tahun 2018 ini.
Ia yang tergabung dalam Forum Komunitas Kusta Kota Tangerang, warga RW 13, Komplek Serbaguna RSK Sitanala, Neglasari saat itu baru selesai menjalani operasi amputasi ibu jarinya.
Namun, ia hanya diperbolehkan menjalani rawat inap selama tiga hari dan harus minggat dari RSK Sitanala walau masih merasa perih pada ibu jarinya.
"Waktu itu yang saya alami pas lagi dioperasi dan rawat inap, besoknya langsung disuruh pulang padahal masih berdarah-darah," cerita Syamdusin di gedung DPRD Kota Tangerang, Kamis (28/3/2019).
Satu pasien lainnya, Hawi juga mengalami hal serupa.
Hawi bercerita, di tahun yang sama tahun 2018, ia menjadi pasien di RSK Sitanala karena penyakit kusta yang dideritanya pada bagian kaki.
"Sama, saya juga begitu, Hari pertama rawat inap, hari kedua jalan operasi. Pas habis operasi saya disuruh keluar padahal saya sudah memohon untuk masih dirawat tapi tetap diusir dengan alasan peraturan pemerintah," kata Hawi.
Dikesempatan yang sama, Komarudin pasien kusta lainnya justru mendapatkan penanganan kesehatan yang layak beda dengan rekan sebelumnya.
Tapi perawatan yang sangat layak oleh pihak RSK Sitanala yang ia alami itu terjadi pada tahun 1980-an.
Ia mengatakan, pelayanan di RSK Sitanala sudah berubah mulai dari tahun 2000 hingga sekarang.