Cerita PPSU yang Terancam Jadi Korban Kecelakaan Lalu Lintas Saat Bertugas
Arifin menyebut penyapu jalan harus sigap karena sampah tak hanya berserakan di pinggir jalan, tapi juga di tengah jalan
Penulis: Bima Putra | Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Bima Putra
TRIBUNJAKARTA.COM, CIRACAS - Tumin (34) masih berduka setelah rekannya sesama anggota PPSU Kelurahan Susukan, Naufal Rosyid (24) meninggal karena pada Sabtu (30/3/2019) akibat luka di kepala disebabkan jadi korban tabrak lari saat menyapu dekat flyover Pasar Rebo.
Tumin yang jadi penyapu jalan sejak tahun 2013 atau sebelum PPSU terbentuk mengatakan ancaman jadi korban kecelakaan lalu lintas kerap menyertainya, terlebih bila bertugas di jalan raya.
Selama bekerja Tumin mengaku tak pernah jadi korban kecelakaan lalu lintas, namun dia membenarkan sejumlah rekan seprofesinya pernah jadi korban saat betugas.
"Kalau buat penyapu jalan yang paling bahaya ya pas nyapu di jalan raya atau protokol, resikonya lebih besar dibanding yang nyapu di jalan lingkungan. Tiga teman saya pernah jadi korban kecelakaan," kata Tumin di Ciracas, Jakarta Timur, Senin (1/4/2019).
Bagi penyapu jalan, Tumin menuturkan waktu paling rawan yakni saat pagi hari layaknya Naufal yang ditabrak pengendara sepeda motor sekira pukul 05.30 WIB hingga mengalami luka parah di bagian kepala.
Pasalnya banyak pengendara memacu kendaraannya tanpa memperdulikan nasib pengguna jalan lain, termasuk nasib para penyapu jalan yang sudah bekerja sejak subuh.
"Teman saya yang pernah ditabrak juga kejadiannya pagi, kalau pagi itu orang lihat jalan kosong pasti langsung ngebut. Untungnya tiga teman saya yang ditabrak enggak luka parah, baru Naufal doang yang sampai meninggal. Mudah-mudahan enggak ada lagi lah," ujarnya.
Arifin (44), rekan Naufal sesama anggota PPSU Kelurahan Susukan lainnya yang pernah ditabrak pengemudi sepeda motor di atas flyover Pasar Rebo beberapa tahun lalu membenarkan bahaya yang dialami para penyapu jalan.
Dalam betugas, Arifin menyebut penyapu jalan harus sigap karena sampah tak hanya berserakan di pinggir jalan, tapi juga di tengah jalan yang merupakan lokasi paling rawan.
"Biarpun sampah adanya di tengah jalan tetap harus disapu, itu yang paling bahaya. Kita enggak mungkin memberhentikan mobil, mau enggak mau harus nunggu sepi sedikit baru disapu," tutur Arifin.
Pria yang jadi penyapu jalan sebelum PPSU terbentuk ini mengatakan tak ada cara pasti menangkal bahaya kecelakaan lalu lintas selain berhati-hati dan menggunakan perangkat keselamatan kerja.
Dia mencontohkan satu temannya yang pernah ditabrak mobil saat menyapu di sekitar flyover Pasar Rebo meski sudah sedang menyapu di pinggir jalan rekannya tetap jadi korban.
"Teman saya dulu ditabrak mobil sedan, padahal dia nyapu sudah di pinggir jalan. Untung teman saya enggak luka parah dan yang nabrak juga mau ganti rugi," lanjut dia.
Perihal kecelakaan yang dialami, Arifin mengaku bersyukur karena terselamatkan gerobak portabel yang kerap dibawa personel PPSU sehingga lengannya hanya terkilir walau baru sembuh setelah satu pekan.