Kiai Cholil Isi Peringatan Isra Mi’raj di KJRI Jedah

Sore hari 16 April 2019 jelang penghitungan suara Pemilu 2019 di KJRI Jedah, Saudi Arabia, mengadakan peringatan Isra Miraj.

Penulis: Y Gustaman | Editor: Y Gustaman
Istimewa
KH. Cholil Nafis, Ph D, Ketua Komisi Dakwah dan Pengembangan Masyarakat MUI Pusat, mengisi ceramah Isra Mirah di Konsulat Jendral Republik Indonesia Jedah, Saudi Arabia, Selasa (16/4/2019). 

TRIBUNJAKARTA.COM, JEDAH - Sore hari tanggal 16 April 2019 jelang penghitungan suara Pemilu 2019 di Konsulat Jendral Republik Indonesia Jedah, Saudi Arabia, mengadakan peringatan Isra’ Mi’raj.

Penceramahnya KH. Cholil Nafis, Ph D, Ketua Komisi Dakwah dan Pengembangan Masyarakat MUI Pusat.

Dalam mutiara hikmahnya, Kiai Cholil menyebutkan pentingnya peringatan Isra’ Mi’raj agar kita selalu ingat untuk meneladani Rasulullah saw. dan menjalankan ibadah shalat dengan khusyu’ sebagai kontrol hidup dan selalu menjalankan syariat Islam.

Peristiwa Isra’ itu di luar nalar manusia ialah kejadian yang intangible. Sulit dan bahkan tidak mungkin diterima oleh akal, namun dapat diterima dengan iman.

Sebab kata asra dalam ayat menunjukkan bahwa Nabi saw itu dijalankan oleh Allah SWT. bukan kekuatan manusia yang jalan sendiri. Jadi bagi yang beriman tak ada yang tak mungkin bagi Allah Yang Maha Kuasa jika berkehendak.

Pembangunan peradaban diawali dengan dengan peradaban spiritual. Kebesihan hati dan keihklasan menjadi titik awal dalam langkah perjuangan.

Sebelum Nabi Muhammad saw. melakukan perjalanan dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha diawali dengan pembersihan hatinya. Dan, sebelum mi’raj ke Sidratinl Muntaha berangkatnya dimulai dari masjid, yaitu tempat bersuju kepada Allah SWT.

Pembangunan kemajuan suatu bangsa harus berangkat dari spiritual. Tidak boleh pembangunan sebuah negara tanpa membangun manusianya.

Pembangunan teknologi dan Kemajuan intelektual harus paralel dengan pembangunan rohani manusia. Sebab manusialah yang melalukan kemajuan dan peradaban. Sedangkan sarana bumi ini semuanya diseduakan untuk manusia, bukan sebaliknya manusia tunduk dan mengabdi demi materi.

Allah SWT. memberi bekal kepada manusia dalam membangun bumi ini dengan sabar dan shalat. Sabar artinya upaya tanpa henti dengan berbagai cara dan kemampuan akal guna mencapai tujuan.

Manusia tak boleh putus asa untuk selalu berusaha. Upaya itu diibaratoan seperti burung yang setiap pagi selalu terbang mencari makan dan sore hari pulang dengan keadaan kenyang. Menyebar di muka bumi demi mendapat rahmat-Nya.

Salat itu sebagai kontrol diri untuk selalu di jalan yang benar dan baik sekaligus senjata spiritual untuk mendapat pertolongan Yang Maha Kaya.

Salat itu doa yang selalu dipanjatkan guna mendekatkan diri kepada Yang Kuasa, bahwa apa yang diupayakan di muka bumi untuk memenuhi amanah-Nya sebagai khalifah di muka bumi.

Untaian hikmah dan internalisasi nilai-nilai Isra’ Mi’raj menjadi penting di tengah arus informasi yang cenderung tak terkendali agar kita selalu tetap pada rel yang benar dan mekukan tugas-tugas keseharian dijiwai oleh spiritual demi memicu etos kerja dan bernilai keimanan.

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved