Jabodetabek Banjir

Rumahnya Direndam Banjir, Warga Kramat Jati Menolak Mengungsi

Ketua Skuad Penanggulangan Bencana Indonesia Relawan DKI, Bait mengatakan hanya segelintir dari total ribuan korban banjir yang mau mengungsi

Penulis: Bima Putra | Editor: Satrio Sarwo Trengginas
TribunJakarta.com/Bima Putra
Tenda pengungsi di Universitas Binawan, Kramat Jati, Jakarta Timur, Jumat (26/4/2019). TRIBUNJAKARTA.COM/BIMA PUTRA -- 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Bima Putra

TRIBUNJAKARTA.COM, KRAMAT JATI - Sebanyak 307 warga dari Kelurahan Cililitan dan Kelurahan Cawang, Kecamatan Kramat Jati yang terdampak banjir luapan Kali Ciliwung mengungsi ke Universitas Binawan di Jalan Raya Kalibata.

Ketua Skuad Penanggulangan Bencana Indonesia Relawan DKI, Bait mengatakan jumlah tersebut hanya segelintir dari total ribuan warga yang rumahnya sempat terdampak banjir dengan kedalaman sekira dua meter.

"Kalau total warga yang terdampak banjir memang ribuan, tapi kan enggak semuanya mau mengungsi. Ada juga yang mengungsi di dekat Masjid dan ke rumah warga yang lebih tinggi," kata Bait di Kramat Jati, Jakarta Timur, Jumat (26/4/2019).

Bait menuturkan kendala terbesar dalam proses evakuasi bukan karena kekurangan personel atau perahu rakit, melainkan sikap warga yang enggan mengungsi.

Dapur Umum Untuk Korban Banjir di Jakarta Timur Ada di Cawang

Terdampak Banjir, Jalan Cililitan Kecil II Jakarta Timur Retak

Banjir Rendam Permukimannya, Sejumlah Warga Jakarta Timur Mengungsi

Banjir 2 Meter Rendam Sejumlah Permukiman di Jakarta Timur

Meski sudah dibujuk, sejumlah warga tetap enggan mengungsi lantaran sudah terbiasa menghadapi banjir selama puluhan tahun dengan ketinggian satu hingga tujuh meter.

"Biar sudah 'dipaksa' juga tetap enggak mau. Kalau mereka enggak mau mengungsi tapi tetap kita minta kan namanya memaksa. Tapi tetap saja banyak yang enggak mau mengungsi, baru pas air makin tinggi mereka mengungsi," ujarnya.

Selain tenda yang didirikan Suku Dinas Sosial Jakarta Timur, warga mengungsi ke Musala Universitas Binawan yang sejak lama dijadikan tempat pengungsian bagi warga terdampak banjir.

Bila nantinya jumlah pengungsi bertambah, Bait menyebut Suku Dinas Sosial bakal mendirikan tenda tambahan di lapangan parkir kampus.

Dari 307 pengungsi di Universitas Binawan, tercatat satu bayi usia dua minggu membutuhkan perhatian khusus di pengungsian.

"Untuk logistik pengungsi masih cukup. Makanan instan, biskuit, dan seperangkat lengkap keperluan bayi. Dari Universitas Binawan juga membantu untuk logistik," tuturnya.

Bait menyebut di Jakarta Timur, Kecamatan Kramat Jati dan Kecamatan Jatinegara merupakan wilayah terparah lantaran warganya terdampak banjir imbas luapan Kali Ciliwung.

Di Kecamatan Kramat Jati, permukiman warga yang terdampak berada di Kelurahan Balekambang, Cililitan, dan Cawang.

Sedangkan di Kecamatan Jatinegara, warga yang terdampak berada di wilayah Kelurahan Kampung Melayu dan Kelurahan Bidara Cina.

"Total warga yang terdampak banjir di Jakarta Timur sekitar 5 ribu warga. Tapi warga yang memilih diam di rumah juga tetap dapat logistik bantuan, karena mereka kan butuh makanan juga," Lanjut Bait.

Sumber: Tribun Jakarta
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved